kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Pukat UGM Ragukan Komitmen Antikorupsi dari Dua Capres-Cawapres

Pukat UGM Ragukan Komitmen Antikorupsi dari Dua Capres-Cawapres

Selasa, 11 Desember 2018 09:42 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM mengeluarkan penilaiannya terhadap visi misi dari dua pasangan Capres-Cawapres. Berdasarkan visi misi tersebut, Pukat menilai kedua pasangan capres dan cawapres belum ada yang memberikan prioritas pada pemberantasan korupsi.

Ketua Pukat UGM, Oce Madril mengatakan pihaknya menilai pentingnya komitmen dari capres dan cawapres dalam pemberantasan korupsi. Oce menilai jika saat ini politik antikorupsi justru terpinggirkan.

"Agenda antikorupsi tidak mungkin akan mulus tanpa pimpinan politik. Jadi kami ingin melihat komitmen Capres dalam pemberantasan korupsi. Kami meragukan komitmen anti korupsi Capres Cawapres. Kami kecewa dan berduka di hari antikorupsi ini di tahun politik pembicaraan antikorupsi sangat terpinggirkan," ujar Oce Madril saat diskusi Duka Hari Antikorupsi di Yogyakarta, Senin (10/12).

Oce menilai dibandingkan membicarakan masalah antikorupsi, kedua capres dan cawapres justru memilih melakukan perdebatan yang tidak substantif. Oce mencontohkan perdebatan justru tentang genderuwo, sontoloyo dan muka Boyolali.

"Ruang publik diisi perdebatan tidak strategis. Salah satu yang menurut kami luput adalah pembahasan agenda korupsi," ungkap Oce.

Oce menyebut dari pembacaan terhadap dokumen visi-misi yang diusung paslon nomor urut 01 dianggapnya tidak memiliki komitmen kuat pemberantasan korupsi. Oce menilai pemberantasan korupsi dalam dokumen visi-misi paslon nomor urut 01 bukan menjadi agenda prioritas dan justru terkesan normatif.

Oce juga menilai jika sebagai petahana, Jokowi belum bisa memenuhi janji-janji politiknya selama memerintah. Sejumlah kasus dicontohkan oleh Oce.

"Kriminalisasi kepada sejumlah pimpinan KPK yang tidak diperhatikan Jokowi. Buramnya penanganan kasus Novel Baswedan. Belum adanya produk legislasi baru yang berpihak pada pemberantasan korupsi dan belum maksimalnya penegakan hukum di sektor strategis," papar Oce.

Sedangkan dalam visi misi pasangan Prabowo-Sandi, Oce mengatakan hanya ada dua program aksi dalam misi pemberantasan korupsi. Dua program itu yaitu mencegah praktik korupsi di semua lini melalui penerapan manajemen terbuka dan akuntabel serta mengembangkan sistem smart government.

"Saya lihat belakangan Prabowo kritis dengan korupsi tapi bagaimana agendanya? Di visi misi tidak komprehensif kalau dia mau memperbaiki, Prabowo harus memperbaiki visi misi," jelas Oce.

"Kalau dilihat meragukan. Agenda pemberantasan korupsi tindak mendapat tepat utama. Ini teguran keras dari kami kepada para capres yang tidak jelas anti korupsinya," tutup Oce. Merdeka.

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda