kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Potret Idul Fitri 1441 H di Tengah Episentrum Pandemi

Potret Idul Fitri 1441 H di Tengah Episentrum Pandemi

Selasa, 26 Mei 2020 10:12 WIB

Font: Ukuran: - +

Masjid tidak dibuka untuk shalat Idul Fitri di Jagakarsa, Jakarta Selatan. [Foto: IST/Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pandemi Covid-19 yang saat ini melanda, menjadikan suasana perayaan hari raya Idul 1441 H tahun ini terasa berbeda dari tahun sebelumnya. Hal ini terutama dirasakan umat muslim di DKI Jakarta, sebagai episentrum penyebaran pandemi Covid-19 di Indonesia.

Tradisi takbir keliling yang biasanya meramaikan jalanan Jakarta dan menjadikan malam Idul Fitri terasa begitu meriah, hampir sama sekali tidak ditemukan pada tahun ini. Gema lafaz takbir hanya terdengar berkumandang dari alat pengeras suara mesjid diberbagai daerah di Jakarta.

Namun hal yang menjadikan Idul Fitri tahun ini terasa begitu sangat berbeda yaitu dengan tidak adanya pelaksanaan shalat Idul Fitri di berbagai mesjid. Walaupun seperti diberitakan BBC News Indonesia, ada juga mesjid di DKI Jakarta dan wilayah sekitarnya yang tetap melaksanakan prosesi shalat Idul Fitri secara berjamaah.

Pemerintah sendiri mengeluarkan larangan bagi pelaksanaan shalat Idul Fitri secara berjamaah di mesjid maupun dilapangan. Larangan ini merujuk Peraturan Menteri Kesehatan 9/2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan UU 6/2018 tentang Kekarantinaan Wilayah.

Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui fatwa Nomor 28 Tahun 2020 tentang panduan kaifiat takbir dan shalat Idul Fitri saat pandemi Covid-19, menyebutkan shalat Idul Fitri boleh dilakukan dirumah secara sendiri atau bersama keluarga bagi daerah dengan status penyebaran Covid-19 yang belum terkendali.

Bagi daerah dengan penyebaran yang terkendali, MUI dalam fatwanya membolehkan pelaksanaan shalat Idul Fitri secara berjemaah di masjid maupun tempat lainnya seperti mushalla atau lapangan terbuka.

Atas dasar aturan tersebut, banyak umat muslim di Jakarta mesti melaksanakan shalat Idul Fitri dirumah, baik sendiri maupun bersama keluarga dirumah. Namun di beberapa titik lokasi tertentu, ada juga warga yang tetap melaksanakan shalat Idul Fitri secara berjamaah dalam jumlah yang terbatas ditempat terbuka.

Dari pantauan langsung Kontributor Dialeksis di salah satu rukun tetangga di Jagakarsa, Jakarta Selatan, shalat Idul Fitri berjamaah digelar warga di jalan masuk lingkungan tempat tinggal mereka yang diikuti puluhan warga yang satu sama lain telah saling kenal baik.

Namun, prosesinya tetap mengikuti ketentuan protokol kesehatan yang berlaku. Semua jamaah terlihat memakai masker, jarak posisi shaf dibatasi, wajib cuci tangan di tempat yang telah disediakan serta penekanan tidak saling berjabat tangan secara langsung.

"Shalat Idul Fitri ini dilakukan terbatas bersama para tetangga yang telah saling kenal satu sama lain. Inisiatif ini hasil kesepakatan bersama kita untuk melaksanakan shalat Idul Fitri bersama, karena kami merasa seperti bukan lebaran tanpa shalat Idul Fitri berjamaah," ujar seorang sumber di lokasi, Minggu (24/5/2020).

Setelah khutbah singkat dan pembacaan do'a yang menjadi akhir prosesi shalat Idul Fitri, salah satu tokoh warga setempat juga menyampaikan agar warga membatasi diri saling berkunjung. Namun beberapa warga juga terlihat saling berkunjung dan bersalaman tangan langsung dengan para tetangganya.

"Kaya bukan lebaran aja ya jadinya karena ada corona ini. Cuma kita dengan sejumlah tetangga ini kan emang udah tau benar satu sama lain, jadi ya tetap berkunjung dan salaman walau terbatas sih," kata seorang warga yang sedang berkunjung ke tetangganya.

Sementara itu, sebagian warga tetap antusias melakukan tradisi berziarah kubur pada Hari pada Raya Idul Fitri ini, walaupun jumlahnya tak seramai idul Fitri tahun-tahun sebelumnya. Hal ini seperti terlihat di Pemakaman Salak Putih di Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa.

Maryati (50), salah satu penziarah menyebutkan bahwa ziarah kubur di Hari Raya Idul Fitri sudah menjadi tradisi dikeluarganya. Jadi walaupun ditengah kondisi adanya pandemi corona, tradisi ini tetap dilaksanakan. Namun tetap menjaga protokol kesehatan yang berlaku.

"Ini adalah tradisi keluarga, ziarah dan berdoa kepada anggota keluarga yang telah tiada, tidak mungkin tidak dilaksanakan di Hari Raya Idul Fitri," ujarnya.

Di lokasi pemakaman, seluruh pengunjung yang berziarah terlihat memakai masker dan saling menjaga jarak satu sama lain. Pengunjung juga tidak begitu ramai seperti biasanya di Idul Fitri tahun sebelumnya. Pengurus pemakamam juga menyediakan sarana pencuci tangan bagi para pengunjung. (MS)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda