Perubahan Koalisi Dinilai Tidak Terlalu Signifikan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mouliza Kristhoper Donna Sweinstani menilai perubahan koalisi tidak akan signifikan setelah penetapan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan (PDIP). Tapi, menurut dia, hanya partai yang dekat dengan PDIP diprediksi bergabung mendukung Ganjar.
"Perubahan koalisi sangat dimungkinkan, walaupun mungkin tidak terlalu signifikan ya perubahannya," ujar dia kepada Media Indonesia, Senin (24/4/2023).
Donna menerangkan PDIP memang bisa maju sendiri mengusung Ganjar. Namun, bila dari koalisi lain mengusung Prabowo Subianto sebagai capres, maka isu antara Ganjar dan Prabowo akan cenderung sama karena keduanya dari kubu pemerintah dan mengusung platform nasionalis.
"Sebetulnya Pak Ganjar ini perlu dipasangkan dengan calon dari representasi Islam, supaya kombinasi keduanya lebih optimal mendapatkan kedua ceruk suara dari kelompok nasionalis dan islamis," jelas dia.
Lantas, kata dia, sangat mungkin partai lain yang dekat dengan PDIP akan bergabung ketika pintu kesempatan koalisi dibuka. Namun, dia menekankan Partai Gerindra akan tetap mengusung calonnya sendiri.
"Dalam arti tidak bergabung ke PDIP," ungkap dia.
Dia menerangkan berdasarkan sejumlah survei belakangan ini, Prabowo mengungguli Ganjar, terutama setelah isu Piala Dunia U20 gagal dilaksanakan di Indonesia. Kesemptan itu tentu tidak mungkin dilepas oleh Gerindra untuk mencalonkan Prabowo maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Walaupun tentu harapannya pilpres tidak hanya dua paslon (pasangan calon), ada alternatif lain, bahkan sebaiknya harus ada. Agar kegaduhan yang menjurus ke polarisasi di akar rumput tidak terjadi," papar dia.