Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria (kanan) memberikan respons terkait pernyataan Gubernur Aceh Muzakir Manaf tentang barcode BBM. [Foto: kolase/Liputan6/dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam pidato perdananya di hari pelantikan, Muzakir Manaf sebagai Gubernur Aceh menyatakan akan menghapus kebijakan wajib pakai barcode BBM saat pengisian di SPBU. 

“Ke depannya semua SPBU di Aceh tidak lagi menerapkan sistem barcode,” kata Mualem, sapaan karib Muzakir Manaf, Rabu (12/2/2025).

Merespons pernyataan Gubernur Aceh, Pertamina menyampaikan pemberlakuan barcode BBM subsidi berlaku untuk seluruh Indonesia. Pemberlakuan penggunaan barcode BBM subsidi hanya untuk pertalite dan biosolar.

"Pembelian BBM subsidi pertalite dan biosolar menggunakan merupakan suatu cara dari Pemerintah Pusat dalam menjaga penyaluran bahan bakar subsidi dan penugasan supaya tepat sasaran," jelas Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria dalam keterangannya, Rabu (12/2/2025) malam.

Susanto menambahkan, setiap daerah telah ditetapkan kuota BBM subsidi dan penugasan. "Fungsi barcode BBM tersebut sebagai alat kontrol penggunaannya,” kata Susanto.

Dalam pelaksanaannya, penggunaan barcode tidak ditemukan masalah. Justru penggunaan barcode telah mampu mendistribusikan BBM sesuai peruntukannya.

"Sehingga, penggunaan barcode BBM subsidi dan penugasan tetap berlaku di seluruh Indonesia, tanpa kecuali, termasuk Aceh," ucap Susanto.

"Perihal masih ada sebagian daerah yang belum seluruhnya menggunakan barcode, prosesnya sedang menuju penggunaan menyeluruh di seluruh Indonesia," pungkasnya. [*]