Rabu, 18 Juni 2025
Beranda / Berita / Nasional / Peran Tersembunyi Dasco dalam Sengketa Empat Pulau

Peran Tersembunyi Dasco dalam Sengketa Empat Pulau

Rabu, 18 Juni 2025 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Baim

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad. Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Di balik keputusan bersejarah yang menetapkan Pulau Panjang, Pulau Lipan, Pulau Mangkir Gadang, dan Pulau Mangkir Ketek kembali ke pangkuan tanah rencong, terdapat sosok yang memainkan peran penting hingga persoalan tersebut dapat diselesaikan secara bermartabat. Sosok tersebut ialah Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad.

Terobosan Dasco tidak diketahui kamera. Ia bergerak dari ruang konsultasi yang sunyi, tempat di mana diplomasi dijalankan dengan kesabaran dan strategi. Ketika persoalan penetapan empat pulau memicu polemik dan memanas, Dasco lebih memilih mendengar aspirasi arus bawah,, baik suara kritikan yang disampaikan rakyat Aceh maupun masukan masyarakat Sumatera Utara, dan selanjutnya mengambil langkah antisipatif.

“Dewan Perwakilan Rakyat menerima aspirasi, baik dari masyarakat di Aceh maupun di Sumatera Utara. Saya dan Ibu Ketua DPR, Ibu Puan Maharani, intens melakukan komunikasi dengan Presiden untuk meminta agar dinamika tidak berlarut-larut. Akhirnya, Presiden mengambil alih penyelesaian persoalan tersebut,” ujar Dasco dalam jumpa pers di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 17 Juni 2025.

Pernyataan itu disampaikan sebelum Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengumumkan keputusan resmi Presiden Prabowo Subianto terkait status keempat pulau tersebut. Keputusan yang menandai akhir dari tarik ulur bertahun - tahun.

Dasco bukan sekadar mendampingi, tapi juga terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan tingkat tinggi. Ia hadir dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo, bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Mensesneg Prasetyo Hadi, Gubernur Aceh, dan Gubernur Sumatera Utara.

“Pada hari ini, telah diadakan rapat bersama dan saya sudah meminta izin kepada Ibu Puan untuk mewakili DPR RI. Alhamdulillah, telah dicapai hasil kesepakatan bersama,” ujarnya setelah rapat.

Di balik panggung, Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Harian Partai Gerindra ini ia dinilai berhasil menjembatani komunikasi antara legislatif dan eksekutif. Tak seperti politisi lainnya yang tampil dengan retorika yang sulit dipahami kaum jelata, Dasco justru membawa pesan penyejuk bahwa negara hadir untuk menyatukan, bukan memisahkan.

“Di tengah suhu politik yang memanas, kehadiran Sufmi Dasco Ahmad menjadi penyejuk. Ia tidak tampil dengan retorika keras, melainkan menyampaikan pesan jelas: negara hadir. Dasco tidak berpihak ke salah satu provinsi, tetapi memastikan bahwa masalah ini harus selesai secara konstitusional, cepat, dan adil,” ujar Haidar, seorang pengamat politik, dalam keterangannya yang dinukil dari RM.id, Minggu, 14 Juni 2025.

Menurut Haidar, sulit mendapati karakter pemimpin seperti Dasco. Dasco dinilai tidak mendompleng persoalan ini demi popularitas pribadi semata. Dasco justru kerja senyap yang berujung pada hasil konkret.

“Dasco memilih diam yang produktif. Ia bekerja dalam jalur resmi, berkomunikasi langsung dengan Presiden, dan menyampaikan hasilnya kepada publik tanpa menyulut emosi massa,” tambah Haidar.

Hari ini, ketika keempat pulau itu kembali ke pangkuan Aceh, banyak yang melihat keberhasilan diplomasi itu sebagai buah dari kepemimpinan tegas Presiden dan Gubernur Aceh. Namun sejarah akan mencatat, di balik keberhasilan itu ada figur yang tidak hanya bicara, namun juga ditunjukkan lewat kerja nyata. Ia adalah Sufmi Dasco Ahmad, sosok yang terus bergerak dalam diam.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
dpra