Beranda / Berita / Nasional / Penyusunan Kabinet Indonesia Maju, Jokowi Akui Banyak Yang Tidak Puas

Penyusunan Kabinet Indonesia Maju, Jokowi Akui Banyak Yang Tidak Puas

Sabtu, 26 Oktober 2019 21:02 WIB

Font: Ukuran: - +

Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Maruf Amin memperkenalkan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019).(Wahyu Putro A)






DIALEKSIS.COM | Jakarta - Presiden Joko Widodo mengakui lebih banyak pihak yang tidak puas dengan susunan Kabinet Indonesia Maju ketimbang yang puas menerima. Sebab, jumlah yang diterima untuk masuk kabinet jauh lebih sedikit dari nama-nama calon menteri yang diusulkan. Jokowi menyebut ia menerima sampai 300 lebih nama yang diusulkan sebagai menteri. Padahal, jumlah menteri hanya 34 orang.  

"Oleh sebab itu, saya sadar mungkin yang senang dan gembira karena tewakili di kabinet itu hanya 34 orang yang dilantik. Yang kecewa berarti lebih dari 266 orang," kata Jokowi saat membuka Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila di Jakarta, Sabtu (26/10/2019).

"Artinya yang kecewa pasti lebih banyak dari yang senang," kata dia lagi.

Menurut Jokowi, menyusun kabinet merupakan pekerjaan yang sangat berat. Selain mempertimbangkan kapasitas para calon, ia juga turut mengkalkulasi keterwakilan daerah, suku, agama. Ia juga harus menghitung proporsi antara parpol dan profesional.

"Semua proporsinya harus sesuai betul," kata dia.

Jokowi menyebut kemungkinan besar pihak-pihak yang kecewa itu hadir dalam acara Mubes Pemuda Pancasila hari ini. Jokowi pun meminta maaf tidak bisa mengakomodasi semua permintaan yang masuk.

"Karena ruangnya hanya 34. Tapi patut kita syukuri kader terbaik Pemuda Pancasila Pak Bambang Soesatyo terpilih jadi ketua MPR. Bapak La Nyalla terpilih jadi ketua DPD. Patut disyukuri," kata Jokowi.

Bahkan Jokowi menyebut ada satu kader Pemuda Pancasila yang terpilih sebagai menteri. Ia adalah Menteri Pemuda dan Olahraga yang juga politisi Golkar Zainuddin Amali.

"Itulah demokrasi ada yang menang ada yang kalah dalam pemilihan," kata Jokowi.

"Itulah meritokrasi, ada yang terpilih ada yang tidak karena memang lewat sistem seleksi," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini. (im/kompas)


Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda