Pengusaha Hongkong dan Indonesia bahas soal investasi
Font: Ukuran: - +
ilustrasi: aktifitas perdagangan indonesia (foto:a.agency)
DIALEKSIS.COM, Jakarta - Delegasi pengusaha Hong Kong dan Shanghai mengunjungi Jakarta, Rabu (25/4) untuk mendiskusikan kerja sama dan kesempatan ekonomi di Indonesia dalam kerangka kerja sama Belt and Road Initiative.
Para delegasi pengusaha yang hadir terdiri dari 40 investor dari Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) bekerja sama dengan Shanghai Federation of Industry and Commerce.
Chairman HKTDC Vincent HS Lo mengatakan Belt and Road Initiative membawa kesempatan dan keuntungan yang nyata bagi Indonesia dan kawasan.
Para investor memiliki minat dan keahlian di bidang keuangan, konsultansi, arsitektur, energi, pengolahan air dan sampah, konstruksi dan keinsinyuran, hukum dan akunting, transportasi, dan sektor-sektor lain.
"Indonesia sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan salah satu negara penggagas masyarakat ASEAN, berperan sangat penting dalam membentuk wujud Belt and Road Initiative ini," ungkap Vincent.
Vincent mengatakan, hubungan antara Indonesia dan Hongkong sudah terpupuk lama dan menjadi modal awal untuk bekerja sama.
"Kita menawarkan kombinasi permodalan, keahlian professional, dan kapabilitas produksi dari Hong Kong dan Shanghai. Kami berharap dapat berkolaborasi dengan rekan bisnis di Indonesia untuk mengubah kesempatan investasi menjadi kerjasama bisnis yang menguntungkan," urai dia.
HKTDC juga akan menandatangani kerja sama investasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada hari ini. Vincent juga mengatakan, Hongkong bisa berperan sebagai fasilitator untuk memfasilitasi kesempatan investasi dua arah antara Indonesia dan Tiongkok.
Hong Kong dan Indonesia, menurut dia, memiliki hubungan bilateral yang erat dan kuat dengan nilai bisnis dan perdagangan yang tinggi. Berdasarkan data HKTDC, Indonesia adalah pasar ekspor terbesar ke-22 bagi Hong Kong, dengan totaI niIai ekspor mencapai USD2,9 miIiar, naik 7,2 persen year-on-year di tahun 2017.
Komoditas ekspor utama negara ini antara Iain peralatan dan sparepart telekomunikasi dengan komposisi 35,7 persen, kain berbahan rajutan sebesar 5,9 persen, dan komputer 4,5 persen.
Pada periode yang sama, impor Hong Kong dari Indonesia tumbuh 8,8 persen menjadi USD2,5 miIiar. Komoditas impor utama termasuk batu bara non agIomerasi dengan komposisi 23,4 persen, perhiasan 14,5 persen, dan makanan oIahan sebesar 9,1 persen.
Pada kesempanan yang sama, Co-Mission Leader and Chairman the Chinese General Chamber of Commerce (CGCC) Jonathan Choi mengatakan para delegasi bisnis merasa terkesan dengan prospek dari proyek-proyek pembangunan di Indonesia.
"Selain kebutuhan modal, kami juga melihat permintaan yang tinggi untuk solusi total bagi pengembangan infrastruktur," lanjut Choi.(a.agency.com.tr)