Beranda / Berita / Nasional / Penelitian Sungai Watch: Sampah Produk AMDK Penyumbang Terbesar Pencemaran Lingkungan

Penelitian Sungai Watch: Sampah Produk AMDK Penyumbang Terbesar Pencemaran Lingkungan

Senin, 19 Februari 2024 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi sampah plastik. Hasil penelitian Sungai Watch menunjukkan bahwa sampah plastik dari sebuah produk air minum dalam kemasan (AMDK) menjadi penyumbang terbesar pencemaran lingkungan di Indonesia selama tiga tahun berturut-turut hingga 2023. [Foto: Antara Foto/Irwansyah Putra]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Hasil penelitian Sungai Watch menunjukkan bahwa sampah plastik dari sebuah produk air minum dalam kemasan (AMDK) menjadi penyumbang terbesar pencemaran lingkungan di Indonesia selama tiga tahun berturut-turut hingga 2023.

Temuan itu berdasar analisa atas lebih dari 537.000 item sampah produk kemasan bermerek, mencakup saset, botol plastik, plastik keras, gelas sekali pakai, kaleng dan gelas kaca, yang dikumpulkan relawan organisasi nirlaba tersebut di kawasan perairan sungai dan laut di Bali dan Banyuwangi, Jawa Timur, sepanjang tahun 2023.

"Danone adalah pencemar nomer wahid di Indonesia selama tiga tahun bertutur-turut," kata pendiri Sungai Watch, Gary Bencheghib dalam keterangan tertulis yang diterima Dialeksis.com, Senin (19/2/2024).

Danone merupakan perusahaan multinasional berbasis Perancis yang sekaligus merupakan bagian dari perusahaan air mineral terbesar dalam negeri, AQUA.

Dalam sebuah video unggahan di media sosial Instagram awal pekan ini, Gary menggambarkan sampah Danone, dalam bentuk botol maupun gelas air mineral, ada di mana-mana.

"Kami menemukan sampah Danone di perairan sungai, di seluruh sisi pantai, di kawasan hutan bakau," katanya dalam video sembari memperlihatkan kemasan AQUA gelas.

Dalam sebuah presentasi digital bertajuk 'Sungai Watch: Laporan Dampak 2023', lembaga merinci total sampah Danone mencapai 39.118 item atau sekitar 7 persen dari total sampel. Sebagian dari sampah Danone tersebut berupa plastik air minum gelas sekali pakai (seperempat total sampah plastik gelas) dan sisanya adalah botol air minum kemasan (13 persen dari total sampah plastik botol air minum).

"Danone bertanggung jawab atas kemasan gelas plastik air minum ini, dan juga air mineral dalam kemasan botol," sambung Gary.

Menurut laporan, audit sampah korporasi yang telah berjalan rutin sejak 2021 antara lain bertujuan lebih memahami problem sampah di perairan sungai di Bali dan banyak daerah lainnya. 

"Kami terus memilah sampah yang kami kumpulkan dari sungai-sungai di Indonesia dengan teliti sehingga kami bisa mengidentifikasi dan meminta pertanggungjawaban perusahaan-perusahaan yang merupakan penyumbang terbesar terhadap pencemaran sungai," kata laporan.

Sungai Watch mempelopori gerakan bersih-bersih sampah plastik di sungai dan pantai dengan memasang jejaring sampah di ratusan lokasi di Bali dan, belakangan, di Banyuwangi, Jawa Timur. Pemasangan jejaring sampah itu bertujuan menahan sampah hanyut ke laut sekaligus memberi waktu bagi relawan lembaga untuk mengumpulkan dan menganalisanya.

Selain Danone, ikut masuk daftar lima besar perusahan penyumbang terbesar pencemaran lingkungan di Bali pada 2023, berturut-turut adalah Wings Surya, Indofood, Ultra Jaya Milk dan Orang Tua Group. Empat yang terakhir adalah produsen beragam produk mie instan, susu kotak, dan minuman teh gelas. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda