Beranda / Berita / Nasional / Pencetak Laba Terbesar di Q3-2020, BCA Geser BRI

Pencetak Laba Terbesar di Q3-2020, BCA Geser BRI

Rabu, 11 November 2020 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Ist

Ilustrasi


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Musim rilis laporan keuangan Q3-2020 sudah resmi berakhir pada akhir bulan Oktober ini. Mayoritas bank-bank besar atau lebih dikenal dengan sebutan bank BUKU IV (bank dengan modal inti di atas Rp 30 Triliun) sudah merilis laporan keuangannya.

Bagaimanakah kinerja bank-bank raksasa ini? Apakah berhasil mencetak laba di tengah serangan pandemi virus corona atau malah kondisi keuangannya masih digerogoti virus nCov-19? Bank manakah yang berhasil mencetak laba bersih terbesar? Simak tabel berikut.

Untuk kuartal ketiga, urusan laba bersih PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memang masih menjadi juaranya. Memang tak salah apabila bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI ini dijuluki King of Bluechip karena pada kuartal ini BBCA berhasil mencetak laba sebesar Rp 5,75 triliun jauh melebihi pesaingnya.

Meskipun berhasil mencetak laba ternyata bank dengan pendapatan bunga bersih terbesar yang merupakan komponen terbesar dari laba operasional bukanlah BBCA.

Gelar ini jatuh kepada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang pada Q3 berhasil membukukan pendapatan bunga sebesar Rp 16,57 triliun berada di atas BBCA yang 'hanya' mampu membukukan pendapatan bunga sebesar Rp 13,46 triliun.

BBRI gagal menjadi bank dengan laba bersih terbesar karena besarnya pencadangan yang diperlukan oleh BBRI dalam mematuhi peraturan OJK mengenai pencadangan dengan diberlakukannya PSAK 71 mulai tahun ini.

Standar yang mengacu kepada International Financial Reporting Standard (IFRS) 9 ini menggantikan PSAK sebelumnya yakni PSAK 55. Dalam PSAK baru ini, poin utamanya ialah pencadangan atas penurunan nilai aset keuangan berupa piutang, pinjaman, atau kredit terhadap seluruh jenis kredit baik sehat maupun bermasalah.

Hal ini seiring dengan angka kredit bermasalah BBRI (NPL) yang lebih besar dari BBCA. Catat saja NPL BBCA pada kuartal ketiga hanyalah 1,9% jauh lebih kecil dibandingkan dengan NPL BBRI di angka 3,12%.

Sedangkan untuk satu-satunya bank yang mencetak rugi bersih di kuartal ketiga jatuh kepada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang membukukan rugi sebesar Rp 136 miliar.

Meskipun mencetak rugi bersih sejatinya investor tidak perlu takut karena rugi bersih terjadi karena pencadangan yang besar akibat pemberlakuan PSAK 71. Hal ini seiring dengan kemampuan BBNI untuk tetap membukukan pendapatan bunga bersih yang cukup fenomenal di angka Rp 8,85 triliun.

Jadi meskipun di laporan keuangan labanya terpangkas, apabila nantinya kreditnya tidak gagal bayar atau tidak di write-off maka pencadangan bisa dikembalikan sebagai laba.

Selanjutnya untuk periode 9 bulanan lagi-lagi BBCA yang menjadi jagoan dalam urusan mencetak net income. Pada periode ini BBCA berhasil mencetak laba bersih Rp 20,04 triliun jauh meninggalkan rekan-rekanya sesama bank BUKU IV.

Meskipun jago dalam urusan mencetak laba bersih, kemampuan BBCA kembali disalip oleh BBRI dalam urusan pendapatan bunga bersih. Net Interest Income BBRI berada di angka Rp 53,08 triliun kembali berada di atas pendapatan bunga bersih BBCA di angka Rp 40,36 triliun.

Meskipun demikian, jumlah pencadangan yang cukup besar dibandingkan dengan BBCA lagi-lagi menggagalkan BBRI untuk mengkudeta BBCA sebagai bank dengan laba bersih terbesar sembilan bulan terakhir.

Sedangkan pada periode 9 bulanan terpantau semua bank berhasil mencetak laba bersih dengan laba terkecil dibukukan oleh PT Bank Danamon Tbk (BDMN) yang mencetak laba sebanyak Rp 1,48 triliun [cnbcindonesia.com].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda