Beranda / Berita / Nasional / Pencairan Realisi Proyek ADHI Senilai Rp 1,6 T di LRT & Tol Banda Aceh

Pencairan Realisi Proyek ADHI Senilai Rp 1,6 T di LRT & Tol Banda Aceh

Senin, 04 Januari 2021 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi logo Adhi Karya/pasardana



DIALEKSIS.COM | Jakarta - Emiten konstruksi BUMN, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menerima pembayaran ketujuh untuk proyek LRT Jabodebek Tahap I dan pembayaran kedua untuk proyek Jalan Tol Banda Aceh-Sigli dengan nilai total Rp 1,6 triliun.

Secara rinci, pada 30 Desember 2020, ADHI telah menerima realisasi pembayaran ketujuh untuk pekerjaan proyek LRT Jabodebek Fase I senilai Rp 1,1 triliun (termasuk pajak) dari Pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero).

"Pembayaran ini dilakukan berdasarkan progres pekerjaan dari bulan Januari 2020 sampai dengan Juni 2020. Secara keseluruhan ADHI telah menerima pembayaran atas pembangunan prasarana LRT Jabodebek senilai Rp 13,3 triliun (termasuk pajak)," tulis manajemen ADHI, dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (4/1/2021).

Sampai dengan 11 Desember 2020, progres pelaksanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek Tahap I telah mencapai 80,7%.

Rincian progres pada setiap lintas pelayanannya sebagai berikut:

Lintas Pelayanan 1 - Cawang - Cibubur : 92,6%

Lintas Pelayanan 2 - Cawang - Kuningan - Dukuh Atas : 77,7%

Lintas Pelayanan 3 - Cawang - Bekasi Timur : 88,9%

Depo: 33,2%

Selain itu, pada tanggal yang sama, 30 Desember 2020, ADHI juga menerima realisasi pembayaran kedua untuk pekerjaan proyek Jalan Tol Banda Aceh-Sigli senilai Rp 0,5 triliun atau Rp 500 miliar (termasuk pajak) dari PT Hutama Karya (Persero).

Secara keseluruhan ADHI telah menerima pembayaran atas pembangunan Jalan Tol Banda Aceh-Sigli senilai Rp 2,0 triliun (termasuk pajak).

Sampai dengan 25 November 2020, progres pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Banda Aceh- Sigli telah mencapai 61,9%.

Rincian progres pada setiap seksi sebagai berikut:

Seksi 1 (Panjang 26,5 KM): 30,3%

Seksi 2 (Panjang 8,6 KM): 62,3%

Seksi 3 (Panjang 13,6 KM): 99,3%

Seksi 4 (Panjang 14,0 KM): 100,0%

Seksi 5 (Panjang 7,6 KM): 24,2%

Seksi 6 (Panjang 3,9 KM): 47,6%  

Tahun ini, ADHI optimistis perolehan kontrak baru akan tumbuh di kisaran 15-20%. Hal ini, didorong dengan masih besarnya alokasi anggaran pemerintah untuk pembiayaan infrastruktur di tahun depan mencapai Rp 414 triliun, anggaran untuk infrastruktur tersebut naik 47%.

Direktur Utama Adhi Karya, Enthus Asnawi mengatakan, ekonomi tahun depan diperkirakan akan pulih seiring dengan adanya kejelasakan mengenai vaksinasi untuk mengendalikan pandemi Covid019.

"Prediksi kami tahun depan itu, program PEN [Pemulihan Ekonomi Nasional] dari pemerintah jalan terus, budjet infra juga besar. Saya kira, kita optimis bisa tumbuh," kata Enthus, dalam paparan publik secara daring, Selasa (15/12/2020).

Mengacu materi paparan publik yang disampaikan ADHI, perolehan kontrak baru sampai dengan November 2020 sudah mencapai Rp 17,3 triliun. Hampir 95% proyek tersebut adalah dari proyek konstruksi dan energi, 5 % dari properti dan lainnya.

Sedangkan, dari sisi jenis proyek yang dikerjakan, 62% adalah pembangunan jalan, 16% proyek konstruksi bangunan, 14% masuk dalam kategori lainnya seperti proyek irigasi, pipa gas residensial. Sedangkan, 8% merupakan proyek MRT.

"Seperti tahun ini omzet kontrak yang diraih ADHI Rp 18 triliun. Jika dibandingkan 2019 ini juga di atasnya, tumbuh kurang lebih 40%," ujarnya.

Meski demikian, dari sisi kinerja, sampai dengan kuartal ketiga tahun ini, dari sisi perolehan laba bersih ADHI memang masih tertekan.

Laba bersih ADHI turun 95,6% secara tahunan menjadi Rp 15,6 miliar. Penurunan ini sejalan dengan anjloknya pendapatan sebesar 5,4% secara tahunan menjadi Rp 8,5 triliun pada September 2020. Sedangkan laba kotor, turun 17,7% secara tahunan menjadi Rp 1,1 triliun [cnbcindonesia].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI