Pasca Erupsi Gunung Semeru, 1.300 Warga Harus Mengungsi
Font: Ukuran: - +
Warga mencoba membuat akses lahar panas erupsi Gunung Semeru di kawasan Besuk Kobokan, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (2/12/2020). [ANTARA FOTO/Umarul Faruq/aww]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 5.205 jiwa terdampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur. Dari jumlah itu, 1.300 warga yang terpaksa harus mengungsi.
Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan jumlah data pengungsi tersebut dihimpun berdasarkan peninjauan langsung pihaknya.
"1.300 orang di pengungsian. Ini bertambah dari rilis tadi siang sejumlah 902," kata Abdul dalam konferensi pers Minggu (5/12).
Abdul menyebut, sampai saat ini, masih ada sembilan orang belum teridentifikasi kondisinya. Ia menyebut, pihaknya masih melakukan pendataan.
"Masih proses pendataan apakah hilang atau meninggal. Masih dalam pendataan, kita belum terima informasi yang detailnya," ujarnya.
Abdul mengatakan di Lumajang belum ada posko terpadu tanggap darurat sampai saat ini. Sehingga, penanggulangan belum terpusat. Ia menyebut, koordinasi dan penataan antara giat dan pendataan korban masih terpisah.
Terkait itu, Kepala BNPB Suharyanto sudah memerintahkan agar posko terpadu dibuat malam ini. Sehingga, upaya penanggulangan lebih terkoordinasi.
"Kepala BNPB malam ini sudah harus satu posko terpadu sehingga giat yang dilakukan di sisi timur Gunung Semeru dengan giat yang dilakukan di Kabupaten Malang, sisi barang Gunung Semeru bisa terkoordinasi dan data bisa terkonsolidasi dengan baik," ucapnya.
Gunung Semeru erupsi pada Sabtu (4/12). Total korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur menjadi 14 orang per Minggu (5/12) pukul 17.30 WIB.
Korban luka berat berjumlah 35 orang. Saat ini, kata dia, delapan orang sudah dilarikan ke RS Haryoto, 16 orang ke RSUD Pasirian dan delapan orang ke Puskesmas Penanggal. ( CNN Indonesia)