Nasib Pinjol Tahun Depan Menurut Perkiraan OJK
Font: Ukuran: - +
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). [Foto: Portonews]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan, perekonomian yang diprediksi buruk tahun depan akan berdampak pada pinjaman online (pinjol). Direktur Pengaturan, Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK Tris Yulianta mengungkapkan, pertumbuhan penyaluran dana fintech peer-to-peer (P2P lending) akan mengalami perlambatan.
Menurutnya, akan ada jarak antara kebutuhan pendanaan terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang masih tinggi. Padahal UMKM adalah penopang ekonomi di Indonesia.
Sementara itu tahun depan banyak pihak yang mengatakan tekanan pada ekonomi akan sangat tinggi. Dia melihat adanya perlambatan pada penyaluran dana P2P lending.
"Kalau penurunan sih enggak, tapi peningkatannya tidak secepat tahun ini. Tapi saya masih yakin tumbuh karena ini juga komitmen dari para pelaku untuk memberikan layanan," kata Tris selepas 4th Indonesia Fintech Summit 2022, Kamis (10/11/2022).
Dengan adanya prospek ekonomi di masa depan, Tris mengatakan lender fintech P2P lending akan lebih selektif menyalurkan modal. Ini yang akan membuat pertumbuhan penyaluran dana menjadi lebih lambat.
Sementara itu, dia mengatakan OJK memperjuangkan platform dapat lebih efisien. Dengan begitu akan meringankan dan efisien bagi masyarakat.
"Untuk masyarakat kita yang bermasalah, kreditnya bermasalah, bagaimana lender melakukan restrukturisasi dan lain-lain," kata Tris. "Tapi kami tetap optimis fintech masih bisa survive bahkan bisa berkontribusi untuk menghadapi tekanan ekonomi di tahun 2023".
Fintech diminta tidak hanya menyalurkan dana. Namun menurutnya dapat memberikan pendampingan untuk para debitur.
"Bagaimana membantu ke depannya seperti itu sehingga bisa memperkuat atau menghadapi tantangan tahun 2023 yang tekanannya tinggi, ada yang bilang ekonominya gelap dan lain-lain," tegasnya.(CNBC Indonesia)