kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Nakes Kewalahan, RS Covid-19 Nyaris Penuh

Nakes Kewalahan, RS Covid-19 Nyaris Penuh

Minggu, 20 Juni 2021 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Sumber : Dok. cnnindonesia.com

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kondisi keterisian Rumah Sakit pasien Covid-19 di sejumlah wilayah nyaris penuh. Bahkan di sejumlah daerah, tingkat keterisian ada yang mencapai 100 persen.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Lia Gardenia Partakusuma mengatakan keterisian rumah sakit (RS) Covid-19 di Jakarta dan Jawa Barat misalnya, sudah masuk kategori merah. Tingkat keterisian RS Covid-19 di dua daerah tersebut mencapai 80 persen lebih.

Lia menyatakan lonjakan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) untuk pasien positif Covid-19 mulai terlihat sejak 15 Juni 2021.

"Ada lonjakan [keterpakaian] kapasitas rumah sakit, dan ini [ruangan] semakin menipis. Kita sebut DKI Jakarta, dan Jabar itu merah karena keterisiannya lebih dari 80 persen," kata Lia dalam konferensi pers virtual, Minggu (20/6).

Berdasarkan data Persi, BOR RS di tiap provinsi Pulau Jawa sudah melebihi ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 60 persen.

BOR RS di Jakarta telah mencapai 84 persen, Jawa Barat 81 persen, Banten 79 persen, Jawa Tengah 79 persen, dan Yogyakarta 74 persen.

Selain itu, BOR ICU di sembilan daerah sudah mencapai 100 persen, antara lain Serang, Bandung Barat, Majalengka, Pangandaran, Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Pekalongan, Rembang, dan Jepara.

Sementara untuk wilayah DKI, ada Jakarta Pusat 86 persen, Jakarta Barat 84 persen, Jakarta Timur 78 persen, Jakarta Selatan 75 persen, dan Jakarta Utara 69 persen.

Lia mengaku beberapa RS telah mengkonversi ruang rawatnya menjadi ruang perawatan khusus Covid-19. Namun, di beberapa daerah dengan fasilitas terbatas dan kasus tinggi tetap mengalami kesulitan dalam menangani pasien Covid-19.

"RS selalu menyediakan kapasitas untuk yang terpapar Covid-19, tapi ada keterbatasan kami yaitu pada daerah yang fasilitasnya sedikit dan ternyata kasusnya banyak, kita sudah mulai kewalahan dalam menerima pasien," ujarnya.

Lebih lanjut, Lia meminta masyarakat mengoptimalkan peran Puskesmas untuk skrining awal Covid-19. Pemeriksaan oleh tenaga medis di Puskesmas bisa membantu menjaring pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit atau cukup dengan isolasi mandiri.

Jika tidak mendapati gejala berat ketika terkonfirmasi positif, kata Lia, tidak diperlukan perawatan di rumah sakit.

"Kami mohon agar masyarakat tidak langsung ke rumah sakit, tapi berjenjang dari Puskesmas, agar tidak terjadi penumpukan di rumah sakit," ujarnya.

Kasus positif Covid-19 di Indonesia terus melonjak dalam beberapa waktu terakhir. Tambahan kasus positif Covid-19 harian mulai tembus 12 ribu dalam sehari. Angka tersebut menjadi yang tertinggi dalam empat bulan terakhir.

Sampai kemarin, Sabtu (19/6), total kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai 1.976.172 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.786.143 orang sembuh, 54.291 meninggal dunia, dan 135.738 orang dirawat dan isolasi mandiri.

(mln/fra)

Sumber : cnnindonesia.com

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda