kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Media Sosial Ubah Konstelasi, Tapi Faktor Trust Tetap Jadikan Pers Pedoman Informasi

Media Sosial Ubah Konstelasi, Tapi Faktor Trust Tetap Jadikan Pers Pedoman Informasi

Selasa, 01 Februari 2022 23:50 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Auliana Rizki
Atmaji Sapto Anggoro. [Foto: josstoday]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Badan Pertimbangan dan Pengawas Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Atmaji Sapto Anggoro menyampaikan objection (keberatan) dalam jurnalisme.

"Pandemi secara langsung memberikan hambatan pada kerja jurnalistik. Akibatnya pekerja media menggali informasi lewat medium lain seperti diskusi zoom, webinar melalui gmeet, dan lainnya," kata Sapto, dikutip dari kanal Youtube Lembaga Pers Dr. Soetomo, Selasa (1/2/2022).

Ia menyampaikan bahwa tercatat ada 173.956 artikel/liputan di media massa yang mencuplik pernyataan dari diskusi daring/ webinar.

"Meski begitu, sumber media yang tetap paling banyak bersumber dari platform Instagram mencapai 31% dan Youtube mencapai 24%," tuturnya.

Ia menyebutkan, meningkatnya fungsi distributor konten, perusahaan teknologi tidak mementingkan kualitas karya jurnalisme.

"Informasi berkualitas dan yang receh sama derajatnya, maka diperlukan algoritma sendiri pemeringkatan," ucapnya.

Tambahnya, ini media online informasi yang disalurkan sudah pasti banyak yang baca.

Tidak hanya itu, cara kerja mesin algoritma menganggu kualitas jurnalistik yang dihasilkan, maka dari itu kembalilah ke cita-cita dalam membangun sebuah media.

"Kemudian kondisi ini memicu dualisme dalam jurnalisme digital, yaitu penting atau suka, ini kondisi dari dulu bukan spesifik online saja," ujarnya lagi.

Ia juga menambahkan, media sosial telah mengubah konstelasi, media mainstream bukan lagi satu-satunya kuasa informasi ke publik. 

"Walaupun begitu, faktor trust yang dimiliki pers akan tetap menjadikan pers sebagai pedoman informasi yang benar," pungkasnya. [AU]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda