Beranda / Berita / Nasional / McKinsey Luncurkan Hasil Survey Ekonomi Digital Indonesia

McKinsey Luncurkan Hasil Survey Ekonomi Digital Indonesia

Kamis, 30 Agustus 2018 13:33 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: KSP

DIALEKSIS.COM | JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moledoko menghadiri acara Peluncuran Laporan Survei Ekonomi Digital oleh McKinsey & Company di Ritz Carlton SCBD, Rabu, 29-8-2018.

Moeldoko menjadi pembicara utama dalam acara yang juga dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informasi Teknologi Rudiantara, CEO dari McKinsey & Company, Bob Sternfels dan para unicorn start up Indonesia seperti pendiri Gojek Nabiel Makarim dan pendiri Tokopedia William Tanuwijaya.

Hasil survey McKinsey & Company dipaparkan oleh Phila Wibowo, President Director McKinsey & Company Indonesia. Bahwa kegiatan ekonomi berbasis elektronik sangat bermanfaat dan menguntungkan masyarakat Indonesia karena itu penting untuk merealisasikan digital entrepreneur di Indonesia.

Hal ini dibuktikan oleh pelaku-pelaku ekonomi dari berbagai daerah yang memberikan testimoni kesuksesan mereka dengan memanfaatkan platform digital.


Dalam paparannya, Moeldoko menyampaikan informasi tentang usaha-usaha yang telah dilakukan pemerintah dalam membangun ekonomi nusantara khususnya di bidang infrastruktur telekomunikasi

. "Kita memiliki potensi yang luar biasa. Indonesia telah membangun infrastruktur untuk memberi kebutuhan internet. Hampir semua wilayah indonesia memiliki. Tapi bagaimana kita menggerakan itu sebagai kekuatan? Kekuatan ini harus diarahkan untuk membangun sebuah negara. Membangun tidak hanya dari sisi ekonomi, juga dari daya saing, dan konteks lebih luas seperti ideologi, sosiologi, dan budaya," tutur Moeldoko.

Peluncuran Laporan Survei ini didasarkan atas riset yang dilakukan oleh McKinsey & Company dalam perkembangan e-commerce Indonesia dan potensi untuk mencapai kapabilitas yang lebih jauh.

"Kita percaya bahwa di tahun mendatang, Indonesia dapat berkembang secara sangat cepat. Sebanyak 75% dari online commerce di Indonesia dilakukan melalui handphone. Ini adalah angka kedua tertinggi sebelum Cina. Sebanyak 4.5 juta bisnis kecil dan menengah di Indonesia juga menjual sebanyak 50% dari produknya melalui belanja online. Pemerintahan juga mendukung pertumbuhan dari bisnis kecil dan menengah dengan melakukan investasi di bank dunia serta memberi kesempatan kepada investor negara asing untuk berkontribusi," ujar Simon Wintels selaku Partner dan Pimpinan McKinsey & Company cabang Asia Tenggara. McKinsey yakin bahwa dalam 5 tahun, online commerce di Indonesia akan bertumbuh hingga 8 kali lebih besar dari sekarang.

Moeldoko juga menyampaikan tantangan-tantangan yang bisa menghambat pertumbuhan ekonomi, khususnya yang dihadapi oleh pelaku-pelaku ekonomi yang menggunakan platform digital yaitu tidak adanya akses internet yang memadai, serta minimnya pengetahuan para pelaku ekonomi untuk menggunakan media online sebagai sarana untuk memudahkan dalam aktifitas usaha.

Moeldoko menjelaskan strategi yang sudah dilakukan pemerintah untuk menyiasati keadaan, yaitu pembangunan infrastruktur telekomunikasi serta sudah membuat sistem perdagangan nasional berbasis elektronik yaitu peta jalan e-commerce 2017-2019 yang ditetapkan oleh Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2017.

Sistem ini sangatlah bermanfaat bagi masyarakat yang ingin melakukan kegiatan ekonomi berbasis elektronik dikarenakan selain diberikan kemudahan dalam menjalankan usaha seperti adanya pendanaan tetapi juga mendapatkan keamanan siber yang disediakan oleh pemerintah. Terkait hal ini, Rudiantara dalam paparannya menambahkan bahwa Kementerian Kominfo sudah melakukan upaya-upaya untuk mempermudah perijinan bagi semua pelaku usaha atau start up. "Kalau ada yang mengajukan perijinan sebelum siang hari, maka kami pastikan ijin sudah selesai sore harinya," tegas Rudiantara.* (Kantor Staf Presiden/KSP)

Keyword:


Editor :
AMPONDEK

riset-JSI
Komentar Anda