Kualitas Demokrasi RI 2022 Semakin Buruk Versi Survei Litbang Kompas
Font: Ukuran: - +
Ilustrasi demokrasi. [Foto: int]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Survei nasional Litbang Kompas terbaru menyebutkan mayoritas responden menilai kualitas demokrasi di Indonesia sepanjang 2022 lebih buruk ketimbang 2021.
Survei dilakukan terhadap 504 responden dari 34 provinsi Indonesia selama periode 6-9 September 2022.
Sampel ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di setiap provinsi, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasilnya, seperti dikutip dari harian Kompas yang terbit hari ini, Senin (19/9/2022), ada 37,7 responden survei menjawab kualitas demokrasi di Indonesia tahun ini lebih buruk dari tahun sebelumnya.
Kemudian 23,2 persen responden menjawab sama baiknya; 20,3 persen responden menjawab semakin baik; 13,9 persen responden menjawab sama buruknya; dan sisanya 4,9 persen responden menjawab tidak tahu.
Responden paling banyak juga menilai penghambat demokrasi di Indonesia saat ini adalah korupsi dengan 43,2 persen responden yang menjawab. Selanjutnya posisi kedua terbanyak adalah keterpurukan ekonomi dengan 21,8 persen.
Kemudian 21,5 persen responden menjawab perlakuan tidak sama di depan hukum; 7 persen menjawab pelanggaran Hak Asasi Manusia; 6 persen lainnya menjawab tidak tahu; dan 0,5 persen responden lainnya memilih jawaban yang lain.
Selanjutnya, responden juga menjawab soal faktor yang menjadi pendukung jalannya demokrasi di Indonesia. Paling banyak dengan 37,1 persen responden memilih pemilihan umum atau pemilihan langsung.
Ada 30,4 persen responden menjawab masyarakat sipil yang kuat; 18,4 persen menjawab kebebasan melakukan demonstrasi; 8,3 persen responden menjawab tidak tahu; 5,6 persen menjawab kebebasan mendirikan partai politik; dan 0,2 responden memilih jawaban lainnya.
Walaupun begitu, mayoritas responden masih menaruh keyakinan kualitas demokrasi di Indonesia akan membaik di masa depan. Rinciannya 57,7 persen responden menjawab yakin; 25,9 responden menjawab tidak yakin; 10,6 persen menjawab sangat yakin; 3 persen menjawab tidak tahu; dan 2,8 persen lainnya menjawab sangat tidak yakin.(CNN Indonesia)