DIALEKSIS.COM | Jakarta - Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri melaksanakan kegiatan Pelatihan Pesawat Tanpa Awak (UAV - Unmanned Aerial Vehicle) bagi personel Korlantas Polri Tahun Anggaran 2025.
Kasubag Dalops Bag Ops Korlantas Polri AKBP Renaldi Oktavian menjelaskan, Pesawat Tanpa Awak (UAV - Unmanned Aerial Vehicle) dengan kemampuan Electric Take-off & Landing (eVTOL) ialah jenis pesawat tanpa awak yang dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal (VTOL) dengan menggunakan tenaga listrik.
“Pesawat Tanpa Awak (UAV - Unmanned Aerial Vehicle) dengan kemampuan Electric Take-off & Landing (eVTOL) memiliki kemampuan beroperasi di ruang terbatas, tidak memerlukan landasan pacu panjang, dan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, termasuk pengawasan dan pemantauan,” ujar Kasubag Dalops Bag Ops Korlantas Polri AKBP Renaldi Oktavian
Pelatihan pesawat tanpa awak ini bertujuan untuk memberikan keterampilan mengoperasikan UAV, memantau situasi lalu lintas secara real-time, mengawasi area yang luas, meningkatkan efisiensi dan responsivitas dalam penanganan lalu lintas dan kecelakaan, serta membantu personel Korlantas memahami penggunaan teknologi modern untuk meningkatkan pengawasan di jalan raya.
“Pelatihan pesawat tanpa awak bagi personel Korlantas bertujuan untuk memberikan keterampilan mengoperasikan UAV untuk memantau situasi lalu lintas secara real-time, mengawasi area yang luas, meningkatkan efisiensi dan responsivitas dalam penanganan lalu lintas dan kecelakaan, serta membantu personel Korlantas memahami penggunaan teknologi modern untuk meningkatkan pengawasan di jalan raya,” tambahnya.
“UAV dapat digunakan dalam Operasi Ketupat (operasi pengamanan selama periode Idul Fitri) untuk memantau situasi lalu lintas, membantu pengawasan di area padat pengunjung, seperti jalur mudik, memberikan gambaran real-time terkait kepadatan arus lalu lintas,“ Kasubag Dalops Bag Ops Korlantas Polri AKBP Renaldi Oktavian
Pesawat tanpa awak ini nantinya dapat mendukung dalam pelaksanaan Operasi Ketupat, sehingga dapat membantu petugas untuk merespons dengan cepat dan efektif.
“UAV dapat digunakan dalam Operasi Ketupat (operasi pengamanan selama periode Idul Fitri) untuk memantau situasi lalu lintas, membantu pengawasan di area padat pengunjung, seperti jalur mudik, memberikan gambaran real-time terkait kepadatan arus lalu lintas, kecelakaan, atau potensi kerawanan. Hal ini membantu petugas merespons dengan cepat dan efektif,” jelasnya.
Pesawat tanpa awak memiliki jangkauan monitoring antara 10 hingga 50 km atau lebih, bergantung pada kapasitas baterai, kondisi cuaca, dan jenis peralatan yang terpasang. Selain itu, UAV juga dilengkapi dengan kamera yang memiliki kemampuan zoom untuk mendeteksi detail jarak jauh.
“Jangkauan monitoring UAV bervariasi tergantung jenis dan modelnya, secara umum, jangkauannya antara 10 hingga 50 km atau lebih, bergantung pada kapasitas baterai, kondisi cuaca, dan jenis peralatan yang terpasang,” katanya.
“UAV pengawasan biasanya dilengkapi dengan kamera dengan kemampuan zoom untuk mendeteksi detail jarak jauh,” tambahnya.
Terakhir, ia mengatakan bahwa dengan teknologi penginderaan jauh seperti kamera termal dan sensor optik, UAV memberikan informasi visual dan data yang sangat berguna dalam situasi darurat atau pemantauan rutin.
“Tingkat efektivitas UAV dalam pengawasan sangat tinggi, terutama dalam memantau area luas dan sulit dijangkau petugas secara langsung, serta mengurangi beban personel di lapangan, meningkatkan keamanan, dan mempercepat pengambilan keputusan dengan informasi yang lebih akurat,” pungkasnya. [*]