kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Kominfo pastikan soal Kebocoran Data Facebook

Kominfo pastikan soal Kebocoran Data Facebook

Selasa, 27 Maret 2018 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Photo: Tech in Asia

Dialeksis.com, Jakarta- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) masih menunggu konfirmasi dari Facebook Indonesia mengenai kebocoran data 50 juta para penggunanya yang terjadi sejak pekan lalu. Untuk memastikan hal tersebut, Menteri Kominfo Rudiantara menghubungi langsung Facebook Indonesia.

"Kominfo sudah menghubungi Facebook Indonesia, saya sendiri telepon ke Facebook, untuk mengecek ada tidak bagian dari yang diproses oleh Cambridge Analytica itu datanya berasal dari Facebook Indonesia," ujarnya di sela-sela kunjungan kerja di Kepuluan Anambas dan Kepuluan Natuna, Senin (26/3/2018).

Sampai saat ini, disampaikan Menkominfo, Facebook Indonesia tengah melakukan pengecekan dugaan 50 juta pengguna yang dimanfaatkan Cambridge Analytica itu ada yang berasal dari Indonesia atau tidak.

"Sekarang belum ada, mereka meminta waktu satu-dua hari ini," ucap pria yang lama melintang di industri telekomunikasi ini.

Seperti diketahui, Cambridge Analytica adalah perusahaan yang menjalankan pengolahan data untuk kampanye Donald Trump pada Pilpres AS 2016. Belakangan, melalui informasi dari whistleblower bernama Christopher Wylie yang merupakan mantan pegawainya, terkuak kalau perusahaan itu diduga melakukan kecurangan.

Dia mengatakan, data jutaan pengguna Facebook dikoleksi melalui aplikasi This Is Your Digital Life buatan akademisi Cambridge University bernama Alexander Kogan.

Melalui perusahaannya bernama Global Science Research yang berkolaborasi dengan Cambridge Analytica, pada awalnya ratusan ribu user dibayar untuk melakukan tes kepribadian di Facebook dan setuju data mereka dikumpulkan untuk kepentingan akademis.

Namun aplikasi itu ternyata juga mengangkut data teman-teman Facebook peserta tes, sehingga akumulasinya mencapai puluhan juta data. Celakanya, tujuannya bukan lagi untuk akademis, melainkan untuk dibuat profil pengguna sehingga bisa diberi iklan politik yang tepat. (Detik.com)


Keyword:


Editor :
HARIS M

riset-JSI
Komentar Anda