Kilang Pertamina GRR Bakal Beroperasi 2027
Font: Ukuran: - +
Sumber : cnbcindonesia.com
DIALEKSIS.COM | Jakarta - PT Pertamina (Persero) bersama perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft tengah merampungkan pembangunan kilang minyak baru (Grass Root Refinery/ GRR) Tuban, Jawa Timur yang terintegrasi dengan petrokimia.
Di hadapan Komisi VII DPR RI, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Djoko Priyono menyampaikan progres dari pembangunan kilang ini. Dia mengatakan, berdasarkan jadwal yang direncanakan perusahaa, proyek Kilang Tuban akan beroperasi pada Juni 2027.
Menurutnya, target ini mundur enam bulan dikarenakan negara tempat asal kontraktor yang melakukan desain teknis (engineering design) dan licensor terjadi karantina wilayah (lockdown) akibat pandemi Covid-19. Sementara pembahasan Final Investment Decision (FID) sudah dilakukan kick off meeting pada bulan April lalu.
"Ditargetkan rampung dalam setahun, akan kami speed up (mempercepat) di eksekusi projek, status kini penyiapan lahan," paparnya, Senin (31/05/2021).
Lebih lanjut dia mengatakan kapasitas produksi Kilang Tuban mencapai 300.000 barel per hari (bph) dengan kualitas Euro 5. Adapun belanja modal (capital expenditure/ capex) proyek ini diperkirakan mencapai sebesar US$ 13,5 miliar atau sekitar Rp 194,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US), lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sekitar US$ 16 miliar atau sekitar Rp 230,4 triliun.
"Kepemilikan saham PT KPI 55% dan Rosneft Singapore 45%. Kemudian produk yang dihasilkan 12,8 juta kilo liter (kl) per tahun meliputi avtur 1,49 juta kl, diesel 5,2 juta kl, RON 92 5,95 juta, RON 95 0,16 juta kl," tuturnya.
Pembayaran lahan warga untuk kilang berkapasitas 300 ribu barel per hari (bph) ini menurutnya sudah rampung 100% pada 9 Desember 2020. Sebanyak 55 pemilik dibayarkan secara konsinyasi. Kondisi ini yang sempat membuat viral kabar satu warga desa di Tuban, tepatnya di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, memborong ratusan mobil pada pertengahan Februari 2021 lalu. Warga satu desa ini beramai-ramai memborong mobil setelah menerima uang ganti dari penjualan lahan kepada Pertamina.
"Progress land clearing tahap III, realisasi 27,02% per 27 Mei 2021. Lahan KLHK rampung Desember 2019, land clearing selesai, restorasi garis pantai selesai," jelasnya.
Lalu untuk lahan Perhutani, persetujuan prinsip tukar menukar kawasan hutan (TMKH) dari BKPM sudah terbit pada 12 Januari 2021.
"Surat dispensasi Menteri LHK untuk memulai pekerjaan di atas lahan sudah terbit 16 April 2021," lanjutnya.
(wia)