kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Kepala BNPT: Perlu Komunikasi dengan Ulama Cegah Terorisme pada Generasi Muda

Kepala BNPT: Perlu Komunikasi dengan Ulama Cegah Terorisme pada Generasi Muda

Sabtu, 29 Agustus 2020 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar. 


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, dalam melakukan upaya pencegahan paham radikal terorisme kepada generasi muda, perlu adanya komunikasi yang intensif dengan para alim ulama atau pimpinan pondok pesantren.

“Kami harus bisa membuka ruang komunikasi yang konstruktif, menjaga agar anak muda kita tidak mudah terpapar yang untuk hal-hal yang sifatnya mengarah kepada sikap-sikap yang intoleran dan bahkan melakukan tindakan yang destruktif . Itu yang bisa tidak diinginkan,” kata Boy Rafli dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (29/8/2020).

Boy Rafli berharap, tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat untuk bisa terus memberikan bimbingan kepada para generasi muda agar cinta kepada negara.

Apalagi di era teknologi informasi yang makin berkembang ini, pengaruh media sosial saat ini sungguh luar biasa. Hal itu dikatakan Kepala BNPT dalam silaturahmi dan dialog kebangsaan bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) dan tokoh agama yang berlangsung di Pondok Pesantren Ihya’ul Qur’an, Kabupaten Wonogiri, Jateng, Jumat (28/8/2020).

“Karena propaganda yang terbanyak pada hari ini tentunya melalui media sosial. Dan ini tentunya kami harus bijak dalam menggunakan ataupun memanfaatkan informasi pada media sosial, karena dari pengguna media sosial kita ketahui di Indonesia ini adalah umumnya para generasi muda,” ujar mantan Kapolda Papua ini.

Menurut dia, Indonesia saat ini sedang menghadapi bonus demografi sampai dengan 2045, sehingga generasi usia produktif ini sangat dominan.

Oleh karena itu, Boy Rafli mengatakan, dalam penggunaan media sosial ini juga perlu adanya bimbingan yang dilakukan dengan langkah-langkah literasi maupun edukasi kepada generasi muda.

“Karena tidak semua isi informasi yang ada di media sosial itu adalah bersifat positif. Karena ada yang sifatnya menyebarkan paham-paham yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa kita. Ada yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, ada yang mempromosikan cara-cara kekerasan atau destruktif dengan menyikapi suatu keadaan,” ujar alumni Akpol tahun 1988 ini.

Pimpinan Pondok Pesantren Al Ihya’ul Quran, Ustaz Adriansyah mengungkapakan, pihaknya akan terus melindungi para santri-santrinya agar tidak mudah terpapar paham paham radikal.

"Alquran juga mengajarkan kita untuk saling peduli, empati dan saling menjaga serta dilarang untuk melakukan tindakan kedzaliman. Itu merupakan salah satu bentuk asas yang sangat mendasar sekali sebagai suatu tindakan untuk menangkal perilaku-perilaku yang intoleran tadi,” ujar ustaz Adriansyah.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda