Kemenag Sediakan 4.000 Judul Buku di Perpustakaan Digital 845 Masjid
Font: Ukuran: - +
Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin dalam acara Bimtek Pengelolaan Perpustakaan Masjid di Jakarta yang digelar selama tiga hari, 4-6 Oktober 2024. [Foto: Humas Kemenag]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengungkapkan, pihaknya terus berupaya mengembangkan perpustakaan masjid sebagai pusat literasi dan edukasi bagi masyarakat. Menurutnya, sekitar 845 perpustakaan masjid telah terdata di Elektronik Literasi Pustaka Keagamaan Islam (ELIPSKI).
“Itu berarti, masih sedikit masjid yang memiliki perpustakaan, sementara jumlah masjid yang terdata di Kemenag saat ini adalah 307 ribu masjid dan 375 ribu musala. Karenanya, kita perlu terus mengupayakan agar masjid-masjid di Indonesia memiliki perpustakaan. Kita perlu mendata, sudah berapa persen masjid kita yang memiliki perpustakaan, dan sudah dikunjungi berapa orang,” ungkap Kamaruddin, dikutip Senin (7/10/2024).
Dikatakannya, saat ini sudah tersedia 4.000 judul buku di perpustakaan masjid digital yang bisa diakses melalui ELIPSKI. Meski demikian, masih diperlukan identifikasi terkait buku-buku yang dibutuhkan masyarakat sebagai sumber rujukan berkualitas.
Kamaruddin mengatakan, program ini juga ditargetkan untuk menjangkau masjid di pelosok Indonesia, yang sering kali menghadapi kendala dalam menyediakan bahan bacaan bermutu.
“Kemenag berharap perpustakaan masjid dapat menjadi pusat pengetahuan yang inklusif dan berkelanjutan. Kami berkomitmen untuk terus memperluas dan memperkaya koleksi perpustakaan masjid di seluruh Indonesia, baik melalui pengadaan buku fisik maupun digital yang berkualitas,” paparnya.
Terkait itu, ia meminta para peserta yang terdiri dari perwakilan Kantor Wilayah Kemenag dan pengelola perpustakaan masjid seluruh Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, perpustakaan daerah, penerbit buku, hingga komunitas literasi.
“Mari kita satukan visi. Perpustakaan masjid ini merupakan salah satu ikhtiar untuk meningkatkan budaya literasi di kalangan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang minim akses terhadap perpustakaan umum,” pungkasnya. [*]