kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Kasus Covid-19 Yang Mulai Menurun Di USA

Kasus Covid-19 Yang Mulai Menurun Di USA

Selasa, 25 Mei 2021 22:15 WIB

Font: Ukuran: - +


Sumber : cnnindonesia.com

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Sepekan terakhir kasus Covid-19 di Amerika Serikat dilaporkan mulai menunjukkan penurunan, dinilai karena masifnya vaksinasi.

Negeri Paman Sam mencatat tak lebih dari 30 ribu kasus, di mana mereka pernah nyaris mencapai 300 ribu infeksi dalam sehari.

Sementara angka kematian harian tak mencapai angka 900. Kasus corona yang melandai terlihat jelas dalam data medis.

Pada Senin (24/5) kasus harian di AS bertambah 25.270, dengan kasus kematian 325 kasus. Kemudian pada Minggu (23/5) tak lebih dari 16.434 ribu, dan angka kematian 231.

Mengutip CNN, rata-rata tujuh hari kasus baru bertahan di bawah 25 ribu pada pertengahan Juni 2020.

Seorang profesor kedokteran dan kepala Divisi HIV, penyakit menular dan pengobatan global di Universitas California, San Francisco, Monica Gandhi terkesan dengan penurunan jumlah kasus harian itu.

"Itu sangat berarti. Artinya musim panas bisa dinikmati," katanya.

Menurut Gandhi, tak lama lagi negara dapat mendekati ambang 10 ribu kasus baru sehari.

Pakar penyakit menular AS Anthony Fauci menilai jumlah kasus yang tak mencapai sepuluh ribu itu akan menandai berakhirnya pandemi di AS.

"Di situ lah kita akan beranjak. Jadi ini berita yang sangat bagus," katanya kepada CNN, Senin (24/5).

Menurut laporan, sebanyak 131 juta penduduk AS telah divaksinasi secara penuh. Hampir 300 juta dosis vaksin telah disuntikkan.

Sementara negara bagian, sebagian besar telah mengklaim melakukan vaksinasi terhadap separuh penduduk yang berusia dewasa. Anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun juga berhak disuntik dengan vaksin Pfizer.

"Saya pikir kabar baiknya adalah 1,2 juta anak yang telah divaksinasi minggu ini sedang dalam perjalanan menuju musim panas yang menyenangkan," ujar koordinator Gedung Putih untuk tanggapan Covid, Andy Slavitt di "Newsroom" CNN, Senin (25/5).

Saat-saat AS dihantam corona

Situasi kesehatan yang perlahan membaik mulai menggerakkan ekonomi yang hampir mati akibat pandemi.

Mengacu CNN Business, yang bekerja sama dengan Moody's Analytics menunjukkan bahwa ekonomi AS sedang dalam perjalanan kembali ke keadaan sebelum krisis, sebesar 90 persen.

Di beberapa tempat, hilangnya pekerjaan besar-besaran dan bisnis yang hancur memperpanjang kesulitan masyarakat AS dan berimbas pada ketimpangan ekonomi.

Di sejumlah negara bagian, kebutuhan tenaga kerja mencerminkan kecepatan pembukaan lapangan kerja, yang artinya tingkat pengangguran akan menurun.

Euforia mengenai kehidupan normal dimulai dengan pelonggaran aturan pemakaian masker.

Meski begitu, banyak orang AS yang menolak melepas masker. Mereka tak percaya pandemi segera mereda meski banyak orang yang sudah divaksin.

Hampir 600 ribu orang AS telah meninggal karena Covid-19.

Meski begitu, ujian sebenarnya mengenai apakah AS akan kembali normal bukan di musim panas, tetapi ketika musim dingin menghembuskan anginnya dengan titik panas atau gelombang baru Covid-19.

Nasib buruk juga tengah mengancam sebagian besar negara di dunia lainnya. Virus corona sedang mengamuk dan telah memporak-porandakan sistem kesehatan.

Krisis Covid-19 juga menjadi ujian setiap warga negara, termasuk penduduk AS baik yang tinggal di negara bagian atau di pusat-pusat kota Amerika.

Pada masanya, ketika krisis benar-benar berakhir, akan ada saat-saat untuk mempertimbangkan dampak terhadap masyarakat selama pandemi berlangsung.

Dampak yang menimpa para pelajar AS akibat satu tahun penuh belajar secara daring tak bisa begitu saja dapat diperbaiki.

Terlepas dari hal itu, jurang politik di AS semakin lebar, paling tidak karena mantan presiden AS Donald Trump yang meremehkan pandemi ini demi keuntungan politiknya sendiri.

Muncul pertanyaan apakah Joe Biden mampu membawa AS menuju fase normal dan mendapat reward politik karena menepati janji? Atau dapatkah virus kembali menggagalkan pemerintahan sekarang?

(isa/dea)


Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda