kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Karhutla di Indonesia, Malaysia Bakal Kirim Nota Protes

Karhutla di Indonesia, Malaysia Bakal Kirim Nota Protes

Sabtu, 07 September 2019 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Malaysia dilaporkan bakal mengirimkan nota protes atas kabut asap yang mengepul karena kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.

"[Kami] akan mengirimkan nota diplomatik ke Indonesia sehingga mereka dapat segera bertindak untuk memadamkan api dan mencegah kebakaran berulang," demikian pernyataan Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi Malaysia yang dikutip Reuters.

Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, mengaku belum mendapatkan informasi lebih lanjut dari internal pihaknya mengenai nota protes tersebut.

Namun, ia mengaku sudah berkoordinasi dengan Kemlu Malaysia. Menurut dia, saat ini timbul pertanyaan di tengah lingkaran pemerintahan Malaysia.

"Di internal Malaysia juga ada pertanyaan. Nota diplomatik yang mengeluarkan adalah Kementerian Luar Negeri, bukan kementerian di luar itu," ujar Teuku.

Teuku sendiri belum mendapatkan informasi lebih lanjut Kemlu RI sudah menerima nota yang dimaksud oleh Sains, Teknologi, dan Inovasi Malaysia tersebut. 

Belum diketahui pula wilayah Malaysia yang terkena dampak asap akibat karhutla di Indonesia. Namun pada akhir Agustus lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memang mengakui bahwa asap akibat karhutla di Riau berpotensi masuk ke Malaysia dan Singapura.

Prakirawan BMKG, Tanjungpinang Vivi Putri, mengatakan asap tebal akibat kebakaran hutan di Riau itu dapat dibawa angin yang bertiup dari arah tenggara hingga selatan. Dengan demikian, kabut asap dapat masuk ke Malaysia dan Singapura.

"Kecepatan anginnya 5-35 kilometer/jam," ujar Vivi di Tanjungpinang, seperti dikutip dari Antara, Rabu (21/8).

Saat itu, BMKG mendeteksi ada 40 titik panas di Riau terpantau dari satelit Terra Aqua dan Suomi NPP. Menurut Vivi, jumlah titik panas ini berpengaruh pada potensi asap yang masuk ke Malaysia dan Singapura.

"Titik panas di Riau masih banyak. Semakin banyak titik panas, maka semakin tinggi potensi asap masuk ke dua negara itu," katanya. (im/CNNIndonesia)

Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda