Beranda / Berita / Nasional / Jubir Debat BPN: Presidential Threshold Ada Karena Arogansi Kekuasaan Jokowi

Jubir Debat BPN: Presidential Threshold Ada Karena Arogansi Kekuasaan Jokowi

Minggu, 03 Maret 2019 10:42 WIB

Font: Ukuran: - +

Jubir Debat BPN, Ahmad Riza Patria, Foto :Gatra (Wem Firmandez

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merasa PD tidak diuntungkan pada pilpres 2019, karena hanya partai yang kadernya menjadi capres yang bisa mendapatkan keuntungan suara.

Senada dengan AHY, Juru bicara debat BPN Prabowo-Sandiaga, Ahmad Riza Patria menilai presidential threshold (ambang batas pencalonan presiden) 20 persen ada karena arogansi kekuasaan Joko Widodo (Jokowi). 

"Yang AHY sampaikan itu benar nggak ada yang salah itu. Ini lah sebabnya Undang-undang nomor 7 tahun 2017 itu presidential threshold 20 persen, itu yang disebabkan arogansi kekuasaan Pak Jokowi yang mau menang sendiri, nggak mau memberi ruang dan kesempatan pada partai-partai lain dan calon-calon lain. Ujung masalahnya di situ," ujar Riza, seperti dikutip dari detik.com, Sabtu (2/3).

Riza mengungkapkan, presidential threshold 20 persen membuat beberapa partai tidak dapat mencalonkan capres sendiri di Pilpres 2019. Demikian halnya dengan Demokrat, Gerindra, PKS, dan PAN yang tidak memiliki kursi yang cukup untuk mencalonkan sendiri capresnya, sehingga harus bergabung membentuk koalisi.

"Ini lah yang saya maksud akibat dari arogansi kekuasaan, ini ke depan yang harus dibenahi. Solusinya harus dikurangi presidential threshold-nya, kalau tidak ya susah lah. Kalau presidential threshold tidak dikurangi ya tidak bisa, susah," katanya.

Menurut Politisi Gerindra ini, Demokrat sudah bekerja maksimal untuk memenangkan Prabowo-Sandiaga. Riza melihat, baik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketum Parpol hingga kader-kader di bawahnya sudah total dan fokus memenangkan Prabowo-Sandiaga.

"Itu kan kami rasakan dukungan daripada Demokrat kepada Prabowo-Sandi. Jadi kami tidak meragukan dukungan dan komitmen daripada Demokrat untuk Prabowo-Sandi," tuturnya.

Sebelumnya, AHY menilai hanya partai yang kadernya menjadi calon di Pilpres yang bisa mendapatkan keuntungan suara saat Pemilu 2019.

"Ini memang menjadi tantangan luar biasa bagi seluruh parpol kecuali parpol mempunyai kandidat capres dan cawapres dalam hal ini ada dua parpol diuntungkan ini konsekuensi logis sistem ini. Demokrat harus kerja keras meyakinkan masyarakat luas selain pilpres, ada pileg tidak kalah penting," kata AHY di kantor DPP Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (2/3).


Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda