kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Jokowi Sedang Membangun Bendungan Tertinggi

Jokowi Sedang Membangun Bendungan Tertinggi

Kamis, 10 Juni 2021 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Sumber : Dok. cnbcindonesia.com

DIALEKSIS.COM | Jakarta - BUMN PT Brantas Abipraya (Persero) bakal membangun bendungan tertinggi di Indonesia. Bendungan ini berlokasi di Desa Guntur, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Bendungan ini adalah salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang sedang dikerjakan perusahaan konstruksi negara ini. Digadang-gadang bendungan ini bakal menjadi bendungan tertinggi di Indonesia dan kedua tertinggi di Asia Tenggara.

"Iya, nantinya bendungan ini akan menjadi yang tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 159 meter, panjang timbunan 543 meter dan lebar bawah sekitar 290 meter. kami (Brantas Abipraya) fokuskan pada tahap pembuatan akses jalan, terowongan dan main dam," kata Direktur Operasi 1 Brantas Abipraya, Catur Prabowo, dalam keterangan resmi, (10/6/2021).

Bendungan ini menjadi bagian dari PSN yang ditetapkan melalui Perpres No 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, Bendungan Bener ini bakal dapat mengairi lahan pertanian seluas 15.069 Ha, mengurangi debit banjir sebesar 210 m3/detik.

Fungsi lainnya adalah sebagai penyedia air baku untuk keperluan rumah tangga, kota dan industri sebesar 1.500 liter/detik ke 10 kecamatan di kabupaten Purworejo, 3 kecamatan di kabupaten Kebumen dan 2 kecamatan di kabupaten Kulon Progo.

Nantinya Bendungan ini juga akan difungsikan sebagai PLTA, menurut Catur. Diklaim dapat menyuplai energi listrik sebesar 6 megawatt (MW).

"Lokasinya diapit dua bukit akan menambah deretan tempat pariwisata seperti wisata alam dan wisata air di areal bendungan, serta mengembangkan sektor perikanan," jelasnya.

Catur mengatakan perusahaannya berkomitmen untuk merampungkan proyek ini tepat waktu. Ditarget pada akhir 2023 Bendungan Bener sudah dapat beroperasi.

"Kami optimis Bendungan Bener dapat selesai tepat waktu, target di akhir tahun 2023," jelasnya.

Kisruh Penolakan Warga

Pembangunan ini bukan tanpa kendala. Pada April lalu terjadi kericuhan warga di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah yang menolak pembebasan lahan untuk quarry atau tempat timbunan material proyek bendungan Bener.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak Dwi Purwantoro mengatakan terkait pengambilan material quarry di desa Wadas akan berpihak kepada kepentingan masyarakat.

"Wadas akan digali material batu untuk pembangunan Bendungan Bener, dengan melalui proses pengadaan tanah terlebih dahulu. Lalu masyarakat akan mendapat ganti kerugian yang melebihi dari harga pasaran," jelasnya, dalam keterangan resmi (27/4).

Proses penggalian dilakukan dengan hanya mengambil sesuai kebutuhan, sekitar 8,5 juta m3 dalam kurun waktu 3 sampai dengan. 4 tahun. Setelah itu, akan dilakukan reklamasi (penimbunan tanah kembali).

"Sehingga, kabar yang beredar bahwa material di Wadas akan dihabiskan dan mengakibatkan kerusakan lingkungan secara permanen merupakan kabar yang tidak benar," tegasnya.

Kepala Bidang PJSA Yosiandi Radi Wicaksono mengatakan, masyarakat sangat diuntungkan dengan adanya penambangan quarry. Sebab, mereka akan mendapat ganti rugi tanah di atas harga pasaran, dengan nilai ganti rugi minimal Rp 120.000,-/m2 yang banyak disetujui oleh masyarakat terdampak.

(hoi/hoi)


Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda