kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Jokowi Apresiasi Kerja Sama Australia Perangi Terorisme

Jokowi Apresiasi Kerja Sama Australia Perangi Terorisme

Senin, 19 Maret 2018 13:08 WIB

Font: Ukuran: - +

Presiden Jokowi. (Antara)

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Presiden Joko Widodo mengapresiasi keterlibatan aktif Australia dan ASEAN dalam memerangi ancaman terorisme. Hal tersebut disampaikan Jokowi ketika menyampaikan pidatonya dalam Sidang Pleno KTT Istimewa ASEAN-Australia di International Convention Centre, Sydney, Minggu (18/3).

"Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada Australia atas upaya memajukan kerja sama counter-terrorism dengan ASEAN. Kerja sama di bidang counter-terrorism menjadi perhatian semua negara. Hal ini sangat dapat dipahami mengingat sampai saat ini ancaman terorisme tidak berkurang, termasuk di kawasan kita," kata Jokowi.

Kerja sama sub-regional pasca-Marawi yang digagas oleh Indonesia dan Australia bersama dengan Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam dan Selandia Baru disebut Jokowi sebagai satu contoh kerja sama yang cepat dan efektif. "Kerja sama ini merupakan kerja sama yang sangat praktis dan hasilnya langsung dapat dirasakan," lanjutnya.

Ia juga menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman "ASEAN-Australia MoU on Cooperation to Counter International Terrrorism". Nota kesepahaman ini menurut Jokowi akan menjadi penguat upaya memerangi ancaman terorisme.

"Dari observasi saya, MoU ini menekankan keseimbangan antara pendekatan keras dan lunak," ujarnya.

Menurut Jokowi, pendekatan keras saja tidak cukup untuk mengatasi ancaman terorisme dan radikalisme dan perlu diimbangi dengan pendekatan lunak. Untuk pendekatan keras, Jokowi mengatakan bahwa Indonesia memandang salah satu hal yang sangat penting adalah kapasitas preventif.

"Kegagalan pencegahan tidak saja akan menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan kerugian besar lainnya, namun juga memicu reaksi eksesif yang tidak perlu terjadi. Oleh karena itu, kerja sama pengembangan kapasitas pencegahan terjadinya serangan perlu terus ditingkatkan," lanjutnya.

Sementara itu, untuk pendekatan lunak Jokowi membagi pengalaman mengenai upaya deradikalisasi dan kontra radikalisasi di Indonesia yang out of the box. Salah satu contohnya adalah pelibatan para mantan narapidana terorisme yang sudah insaf dalam upaya mencegah membesarnya ancaman radikalisme dan terorisme. Para mantan narapidana terorisme ini juga difasilitasi untuk bertemu dengan keluarga korban.

"Para mantan narapidana teroris tersebut saat ini membantu pemerintah dalam menyebarluaskan nilai-nilai toleransi dan perdamaian. Mereka telah menjadi agen penyebaran toleransi dan nilai perdamaian. Dengan bantuan para mantan narapidana ini keluarga dan lingkungan mereka justru lebih mudah diubah menjadi lingkungan yang toleran dan damai," katanya. (rel)

Keyword:


Editor :
Sammy

riset-JSI
Komentar Anda