kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Hati-hati, Arisan Berkedok Penipuan

Hati-hati, Arisan Berkedok Penipuan

Sabtu, 05 Oktober 2019 12:02 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi arisan. [Foto: kontan.co.id]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Arisan merupakan salah satu kegiatan yang awalnya kerap dijadikan ajang sosialisasi para ibu-ibu untuk berkumpul dan bercengkerama. Selain untuk bersosialisasi, dampaknya juga positif bagi keuangan.

Mereka yang ikut arisan juga bisa sekaligus menabung. Setiap bulan bertemu dan menyetor sejumlah dana yang sudah disepakati bersama sejak awal.

Kemudian, peserta arisan akan mengocok 'undian' untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan dana yang disetorkan oleh peserta saat itu sesuai waktu yang telah ditentukan. 

Namun, seiring berjalannya waktu, arisan tak hanya bisa dilakukan dengan tatap muka langsung. Kini, arisan bisa diselenggarakan secara daring (online). Di sinilah masyarakat perlu waspada. 

Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam Lumban Tobing mengatakan tak jarang arisan online membawa mudarat bagi pesertanya. 

Pasalnya, seperti dirilis CNN Indonesia, Sabtu (5/10/2019), sejumlah arisan online justru menawarkan keuntungan fantastis yang membuat masyarakat tergiur. 

Padahal, arisan sejatinya bukanlah kegiatan investasi yang menghasilkan keuntungan. 

"Arisan itu kan mempererat persaudaraan, mempererat tali silaturahmi. Kalau pun dapat uang dari arisan itu tidak lebih dari jumlah yang dibayar dikali jumlah peserta," ucap Tongam kepada CNNIndonesia.com, Kamis (3/10/2019).

Logikanya, jumlah uang yang didapatkan peserta arisan sesuai dengan dana yang dibayar lalu dikalikan dengan jumlah peserta. 

Misalnya, peserta diwajibkan membayar iuran arisan sebesar Rp500 ribu per bulan dengan jumlah anggota 10 orang. Maka, tiap peserta akan mendapatkan dana sebesar Rp5 juta.

Tongam mengaku pihaknya masih mendapatkan pengaduan dari masyarakat yang menjadi korban dari arisan online. 

Salah satu modusnya, kata Tongam, masyarakat hanya diwajibkan membayar Rp1 juta dan dijanjikan mendapatkan pengembalian hingga Rp100 juta.

"Ini kan tidak logis, bagaimana bisa mendapatkan Rp100 juta dengan hanya bayar Rp1 juta. Ini perlu diwaspadai karena selalu dijanjikan keuntungan luar biasa dengan hanya satu kali bayar, tidak masuk akal," papar dia. 

Ujung-ujungnya, peserta hanya dirugikan karena mayoritas uangnya tak kembali 100 persen. Maka itu, ia menyarankan agar masyarakat hanya mengikuti arisan jika kenal dengan isi komunitas dan adminnya.

"Tidak masalah arisan online tapi tahu dulu siapa-siapa saja isinya. Kalau hanya disebar di media sosial, tidak transparan, ini cenderung penipuan," tegas Tongam.

Senada, Kepala Perencana Keuangan dari One Shildt Financial Planning Agustina Fitria Aryani mengungkapkan masyarakat sebaiknya hati-hati memilih arisan, apalagi berbentuk online. 

"Jangan asal ikut arisan yang ditawarkan melalui media sosial atau situs tanpa kenal dengan pengelola dan isi anggotanya dalam dunia nyata," ujarnya.(red/cnnindonesia)

Keyword:


Editor :
Makmur Emnur

riset-JSI
Komentar Anda