kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Harga Remdesivir untuk Terapi Covid-19 Turun

Harga Remdesivir untuk Terapi Covid-19 Turun

Sabtu, 03 Oktober 2020 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi [Dok. REUTERS/Jon Nazca]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pengadaan obat Remdesivir tak hanya melalui impor tapi proses produksi di dalam negeri. Kabar baiknya, harga Remdesivir impor kini sudah turun.

PT Indofarma Tbk (INAF) menargetkan untuk segera bisa memproduksi salah satu obat yang digunakan untuk terapi Covid-19, Remdesivir. Produksi ini akan dilakukan dengan bekerja sama dengan Mylan N.V., perusahaan farmasi yang bermarkas di Amerika Serikat.

Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengatakan saat ini perusahaan tengah menjajaki untuk melakukan transfer teknologi dengan perusahaan tersebut. Proses tersebut diharapkan bisa dilakukan secepatnya sehingga produksi bisa segera dilakukan di dalam negeri.

"... Kita sedang jajaki untuk technology transfer sehingga nanti bisa produksi sendiri. Masih dalam penjajakan, rencana secepatnya," kata Arief kepada CNBC Indonesia, Sabtu (3/10/2020).

Sementara itu, saat ini perusahaan masih akan melakukan impor untuk Remdesivir dengan merk jual DESREM ini dari Mylan.

Obat ini akan mulai dipasarkan Jumat pekan depan dengan hak Indofarma sebagai distributor dan marketing di pasar Indonesia.

Arief menjelaskan, obat yang aslinya merupakan obat untuk Ebola ini hanya akan didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 dan harus diberikan dengan resep dokter.

"DESREM Remdesivir adalah obat etikal yang tidak dijual bebas," imbuh dia.

Hal ini menandakan bertambahnya katalog obat terapi Covid yang diproduksi dan dipasarkan oleh Indofarma.

Sejak April 2020 lalu perusahaan pelat merah ini juga telah mulai memproduksi sendiri Oseltamivir di dalam negeri. Bahkan hingga September 2020 telah memproduksi sebanyak 4,2 juta tablet Oseltamivir.

"Sampai September ini sudah 4,2 juta tablet Oseltamivir yang kita produksi. Untuk penanganan Covid, sampai sekarang kita masih fokus pada produksi Oseltamivir," kata Arief kepada CNBC Indonesia pekan lalu.

Pengadaan Rendesivir tak hanya melalui produksi di dalam negeri tapi juga impor dari India. Kabar baiknya, Rendesiver impor sudah diturunkan harganya oleh produsen dan importir di Indonesia.

PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) bersama PT Amarox Global Pharma (Amarox) menurunkan harga COVIFOR (Remdesivir) di Indonesia. Hal ini merespons masukan dari pemerintah, tenaga kesehatan dan pasien.

Kalbe Farma dalam pernyataan resminya, menyatakan penyesuaian harga ini sejalan dengan komitmen Kalbe bersama Amarox untuk mendukung pemerintah mengatasi pandemi Covid-19 dan mempertimbangkan semakin banyak pasien yang mendapat manfaat obat COVIFOR untuk penyembuhan penyakit Covid-19.

Harga produk COVIFOR yang diproduksi oleh Hetero India, diimpor oleh Amarox dan dipasarkan serta didistribusikan oleh Kalbe ini sebelumnya diumumkan Rp. 3,000,000,- per vial, disesuaikan menjadi Rp.1,500,000,- per vial, atau turun 50%. (CNBC Indonesia)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda