Kamis, 11 September 2025
Beranda / Berita / Nasional / Hanya 11 Persen Warga Periksa ke Dokter Meski 57 Persen Alami Masalah Gigi

Hanya 11 Persen Warga Periksa ke Dokter Meski 57 Persen Alami Masalah Gigi

Kamis, 11 September 2025 18:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi
[Foto: Freepik.com]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kesehatan gigi dan mulut masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan bahwa lebih dari separuh penduduk Indonesia mengalami masalah gigi, tapi hanya 11,2 persen yang mencari pengobatan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, menyebutkan bahwa masalah ini diperparah oleh rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perawatan gigi secara menyeluruh.

“Kalau sakit gigi hilang dengan obat pereda nyeri, biasanya masyarakat tidak melanjutkan ke pengobatan. Padahal, masalah giginya belum selesai,” ujar Nadia, Kamis (11/9/2025).

Ia menjelaskan, kasus seperti karies, gigi berlubang, gigi tanggal, hingga radang gusi masih mendominasi, sementara perilaku menyikat gigi yang tidak tepat waktu turut memperburuk kondisi.

“Mayoritas orang menyikat gigi saat mandi pagi dan malam sebelum tidur. Padahal yang dianjurkan adalah menyikat gigi setelah makan, terutama setelah sarapan dan sebelum tidur,” tambahnya.

Nadia juga mengingatkan bahwa kesehatan gigi yang buruk dapat berdampak pada organ-organ vital, termasuk jantung, bahkan bisa membahayakan janin pada ibu hamil jika terjadi infeksi.

Senada dengan Nadia, Ketua Umum Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), drg. Usman Sumantri, menyayangkan masih rendahnya angka kunjungan masyarakat ke dokter gigi secara rutin.

“Hanya sekitar 10 persen dari masyarakat yang rutin periksa gigi, dan hanya 2,8 persen yang menyikat gigi dengan benar dan di waktu yang tepat,” ungkap Usman.

Menurutnya, edukasi masih menjadi kunci utama dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan media dinilai sangat penting.

“Pencegahan jauh lebih murah dan lebih mudah dibandingkan pengobatan. Indonesia hebat dimulai dari menjaga kesehatan gigi dan mulut,” tegasnya.

Usman menambahkan bahwa pemerintah telah membuka akses melalui program layanan kesehatan gratis, termasuk layanan gigi, namun upaya promotif dan preventif tetap perlu diperkuat agar masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan gigi sejak dini. [red]

Keyword:


Editor :
Indri

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
pelantikan padam
sekwan - polda
bpka - maulid
bpka