Minggu, 27 April 2025
Beranda / Berita / Nasional / Gedung Layanan Perpustakaan Daerah Pidie Jaya Diresmikan, Langkah Nyata Menuju Masyarakat Literat

Gedung Layanan Perpustakaan Daerah Pidie Jaya Diresmikan, Langkah Nyata Menuju Masyarakat Literat

Selasa, 15 April 2025 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Peresmian Gedung Layanan Perpustakaan Daerah Pidie Jaya dilakukan langsung oleh Bupati Pidie Jaya, H. Sibral Malasyi, M.A., bersama Kepala Perpusnas RI, Prof. H. Endang Aminuddin Azis, Ph.D., yang diwakili oleh Dr. Taufiq A. Gani, Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi. [Foto: dok. DPKA/Perpusnas]


DIALEKSIS.COM | Meuredu - Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya bersama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia meresmikan Gedung Layanan Perpustakaan Daerah sebagai bagian dari upaya memperkuat budaya literasi dan menjadikan perpustakaan sebagai pusat pembelajaran sepanjang hayat. 

Peresmian ini dilakukan langsung oleh Bupati Pidie Jaya, H. Sibral Malasyi, M.A., bersama Kepala Perpusnas RI, Prof. H. Endang Aminuddin Azis, Ph.D., yang diwakili oleh Dr. Taufiq A. Gani, Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi.

Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Bupati Pidie Jaya, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, unsur Forkopimda Kabupaten Pidie Jaya, Plt. Sekretaris Daerah, para asisten, serta seluruh kepala Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya.

Dalam sambutannya, Bupati Pidie Jaya menyampaikan apresiasi kepada Perpustakaan Nasional atas dukungan dan fasilitasi dalam pembangunan gedung perpustakaan. Ia berharap kehadiran fasilitas ini dapat menjadi ruang strategis untuk menumbuhkan budaya literasi dan meningkatkan minat baca masyarakat.

“Dengan hadirnya gedung layanan perpustakaan ini, saya berharap budaya literasi di Pidie Jaya dapat tumbuh dan berkembang. Semoga masyarakat lebih termotivasi untuk datang ke perpustakaan, menjadikan membaca sebagai bagian dari kehidupan, dan memperluas wawasan pengetahuan,” ujar Bupati Sibral Malasyi.

Gedung ini dibangun melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik senilai Rp11 miliar yang mencakup pembangunan fisik, pengadaan perabotan, perlengkapan TIK, serta koleksi pustaka. Selain itu, DAK Nonfisik 2025 sebesar Rp500 juta juga dialokasikan untuk mendukung penguatan budaya baca, pembinaan naskah kuno, dan operasional layanan perpustakaan.

Mewakili Kepala Perpusnas, Dr. Taufiq A. Gani menegaskan bahwa perpustakaan hari ini tidak lagi hanya berfungsi sebagai gudang buku atau ruang administrasi, tetapi sebagai pusat aktivitas sosial dan intelektual masyarakat. 

“Gedung ini harus menjadi tempat warga belajar, berinovasi, dan tumbuh bersama pengetahuan. Harapan kita adalah terwujudnya masyarakat literat, yaitu masyarakat yang kritis, kreatif, dan sadar informasi,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa membangun masyarakat literat bukanlah tujuan akhir, melainkan proses berkelanjutan untuk mewujudkan martabat bangsa. 

“Inilah esensi dari visi Perpusnas: Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa,” ujarnya.

Namun, tantangan masih ada. Berdasarkan data IPLM (Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat), Pidie Jaya mengalami penurunan dari 64,08 pada 2023 menjadi 58,50 pada 2024, dan Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) berada di angka 72,07, masih dalam kategori sedang. Dari lima perpustakaan sekolah yang terakreditasi, hanya satu yang meraih akreditasi B.

“Ini bukan soal kurang bantuan, tapi sejauh mana literasi telah menjadi budaya keseharian. Maka tugas kita adalah memastikan setiap buku, aplikasi, dan fasilitas benar-benar menyentuh kehidupan warga,” tambah Dr. Taufiq.

Sebagai bagian dari solusi, Perpusnas mendorong peningkatan kapasitas pustakawan, memperluas jangkauan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), dan memanfaatkan teknologi digital seperti iPusnas dan Indonesia OneSearch.

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pidie Jaya, Manfarijah, menegaskan bahwa perpustakaan bukan sekadar bangunan, tetapi pusat ilmu dan budaya yang membentuk logika berpikir, identitas, dan kreativitas masyarakat. 

“Perpustakaan adalah gudang ilmu dan pusat peradaban. Di sinilah nilai-nilai membaca, budaya, dan pengetahuan bertemu dan menjadi inspirasi bagi kemajuan Kabupaten Pidie Jaya,” ungkapnya.

Perpustakaan yang hidup dalam masyarakat, bukan hanya berdiri secara fisik, akan menjadi katalisator kemajuan daerah. Dengan komitmen bersama, perpustakaan akan terus tumbuh menjadi ruang publik yang inklusif, edukatif, dan transformatif. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI