Jum`at, 09 Mei 2025
Beranda / Berita / Nasional / Fikar W Eda Apresiasi Diana dan Sutarmi: Dua Inspirasi Perempuan Aceh di DPRA

Fikar W Eda Apresiasi Diana dan Sutarmi: Dua Inspirasi Perempuan Aceh di DPRA

Kamis, 08 Mei 2025 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Fikar W Eda Apresiasi Diana dan Sutarmi,Dua Inspirasi Perempuan Aceh di DPRA. [Foto: dokumen pribadi/facebook]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Keterwakilan perempuan dalam politik Aceh masih menjadi catatan panjang. Jumlah politisi perempuan di daerah itu tergolong sangat minim, bahkan “hanya seujung jari”. Namun, dua nama berhasil mencuri perhatian: Diana Putri Amalia (25) dan Sutarmi. Keduanya baru saja terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) periode 2024 - 2029, membawa angin segar bagi peningkatan partisipasi perempuan di ranah politik konservatif tersebut.

Kisah inspiratif ini diangkat oleh wartawan senior sekaligus sastrawan nasional, Fikar W. Eda, melalui unggahan di akun Facebook pribadinya pada 7 Mei 2025. Ia menyebut pertemuannya secara tidak sengaja dengan kedua politisi asal Bener Meriah itu di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Senin (5/5/2025). Saat itu, keduanya sedang mengikuti kegiatan Kaukus Perempuan Parlemen Indonesia untuk memperkuat kapasitas legislatif.

Diana, politisi Partai Golkar termuda di DPRA, menjadi bukti bahwa usia bukan penghalang untuk bersaing. Alumni Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar Medan ini mencetak rekor 16.164 suara di daerah pemilihan (Dapil) 4 Aceh, mencakup Bener Meriah dan Aceh Tengah. Angka tersebut tertinggi di internal Partai Golkar.

“Di usia 25 tahun, Diana membawa energi baru. Latar belakang pendidikannya di pesantren mungkin menjadi nilai tambah yang menyatukan aspirasi konstituen,” tulis Fikar dalam postingannya.

Berbeda dengan Diana, Sutarmi (Partai NasDem) adalah wajah senior yang tak asing di panggung politik lokal. Ia berasal dari keluarga yang akrab dengan dunia politik. Suaminya, Sarhamija, merupakan Ketua DPC NasDem Bener Meriah dan mantan anggota DPRK setempat. Sementara putra mereka, dr. Wien Kusumandana Mimija, kini menjabat Wakil Ketua DPRK Bener Meriah periode 2024 - 2029.

“Sutarmi adalah contoh bagaimana perempuan bisa tetap berkarya meski berada dalam bayang-bayang dinasti politik. Ia membuktikan bahwa kapasitas diri adalah kunci,” tambah Fikar.

Keberhasilan Diana dan Sutarmi dinilai sebagai langkah awal untuk mendorong lebih banyak perempuan Aceh terjun ke politik. Fikar menegaskan, minimnya keterwakilan perempuan di parlemen Aceh hanya sekitar 10% berdasarkan data KPU setempat harus menjadi perhatian serius partai politik dan pemerintah.

“Mereka berdua adalah pionir. Semoga kesuksesan ini tak hanya menjadi simbol, tetapi juga membuka jalan bagi perempuan Aceh lain untuk bersuara lebih lantang di ruang publik,” pungkasnya.

Dengan semangat yang dibawa Diana dan pengalaman Sutarmi, harapan akan politik Aceh yang lebih inklusif dan representatif mulai menemukan titik terang. [red]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
diskes
hardiknas