kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Fakta Kasus Cacar Monyet Pertama di Indonesia

Fakta Kasus Cacar Monyet Pertama di Indonesia

Minggu, 21 Agustus 2022 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Ilustrasi Monkeypox virus atau Clade. [Foto: Istimewa]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan kasus cacar monyet atau Monkeypox atau Clade (Nama yang lain yang ditetapkan secara oleh WHO_red) tak eksklusif menyerang warga tertentu.

Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril mengatakan kelompok yang rentan terkena cacar monyet adalah mereka yang melakukan kontak erat dengan pasien.

Ia mengungkapkan saat ini pengawasan atau surveillance dilakukan hanya kepada Kelompok yang melakukan kontak erat. 

Syahril juga mengatakan bahwa saat ini juga telah terjadi kesalahpahaman di tengah-tengah masyarakat yang menduga bahwa cacar monyet hanya menyerang kelompok-kelompok tertentu, salah satunya adalah kelompok LGBT.

Diketahui, bahwa adanya temuan pasien pertama cacar monyet atau Clade berasal dari DKI Jakarta.

Ia mengungkapkan bahwa pasien tersebut punya riwayat perjalanan ke luar negeri. Menurutnya, gejala yang dialami oleh pasien tersebut tidak terlalu berat.

“Satu pasien, terkonfirmasi dari DKI Jakarta, Laki-laki usia 27 tahun,” ungkapnya. 

Berdasarkan Litbang Dialeksis.com, Minggu (21/8/2022), kasus cacar monyet menjadi atensi di banyak masyarakat.

Berdasarkan penelusuran lebih lanjut, bahwa pasien tersebut melakukan perjalan luar negeri yaitu perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia dan Perancis sebelum tertular. 

Pasien tersebut bepergian ke luar negeri antara tanggal 22 Juli hingga kembali ke Jakarta, Indonesia pada 8 Agustus 2022, dan pasien mengalami gejala cacar monyet ini pada 11 Agustus 2022.

Pasien masuk ke rumah sakit milik Kemenkes pada 18 Agustus dan terkonfirmasi pada malam hari positif cacar monyet (Hasil tes PCR) tepatnya 19 Agustus 2022. 

Dikutip dari CNN Indonesia, sejauh ini pasien mengalami ruam di sekitar muka dan sekitar Genitalia (Alat kelamin).

Kemudian, Kemenkes menyebutkan bahwa saat ini pasien sedang melakukan isolasi mandiri dirumah. Syahril menyebutkan pasien tidak perlu dirawat diruang isolasi di rumah sakit karena tidak mengalami gejala berat.

Syahril juga menyebutkan bahwa cacar monyet juga bisa sembuh sendiri. “pasien dapat sembuh setelah masa inkubasi sekitar 21-28 hari selama tidak ada infeksi tambahan ataupun komorbid atau disebut juga self limiting disease,” ujar Syahril.

Sejauh ini, kata Syahril, bahwa pemerintah tengah menyiapkan pengadaan 10 ribu dosis vaksin cacar monyet. Yang nantinya, vaksin tersebut akan diutamakan bagi pasien cacar monyet dan orang dengan kontak erat dengan pasien.

Vaksin tersebut masih dalam proses, terutama untuk mendapatkan rekomendasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda