Selasa, 14 Oktober 2025
Beranda / Berita / Nasional / Ekspor Tembus USD 4,05 Miliar, Industri Perhiasan Nasional Diminati Swiss Hingga UEA

Ekspor Tembus USD 4,05 Miliar, Industri Perhiasan Nasional Diminati Swiss Hingga UEA

Senin, 13 Oktober 2025 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Indri

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan pmerintah terus mendorong penguatan daya saing industri perhiasan nasional melalui berbagai langkah strategis. [Foto: Kemenperin]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah terus mendorong penguatan daya saing industri perhiasan nasional melalui berbagai langkah strategis, mulai dari fasilitasi promosi global hingga pembentukan Bank Bullion untuk memperkuat akses bahan baku emas bagi pelaku industri.

“Indonesia memiliki potensi besar di sektor perhiasan, karena didukung oleh kekayaan budaya, sumber daya alam yang melimpah, dan kreativitas tinggi para perajin lokal,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Senin (13/10/2025).

Menurut Agus, tradisi panjang pembuatan perhiasan menjadikan Indonesia mampu menghasilkan produk yang diminati pasar domestik dan internasional. 

“Produk perhiasan kita tidak hanya indah secara estetika, tapi juga punya nilai budaya yang tinggi,” ujarnya.

Salah satu upaya konkret Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yakni mendukung penyelenggaraan Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2025, pameran berskala internasional yang menjadi ajang penting bagi pelaku industri perhiasan nasional memperluas pasar.

Pameran yang digelar oleh Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) itu merupakan penyelenggaraan ke-28 kalinya. Acara ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari produsen, pemasok bahan baku, distributor, hingga calon pembeli.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita menyebut, pihaknya memfasilitasi delapan pelaku industri kecil dan menengah (IKM) perhiasan yang telah lolos kurasi untuk tampil di SIJF 2025.

“Pameran ini menjadi sarana penting memperluas akses pasar dan memperkuat promosi produk perhiasan nasional. Kami berharap kegiatan seperti ini berkontribusi positif terhadap pertumbuhan industri perhiasan Indonesia,” ujar Reni saat membuka SIJF 2025 di Surabaya, Kamis (9/10/2025).

Kemenperin mencatat, ekspor perhiasan dan barang berharga Indonesia mencapai USD 4,05 miliar pada periode Januari“Juni 2025, naik 23 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Tahun 2024, Indonesia menempati posisi ke-12 dunia dengan pangsa ekspor 2,5 persen. Negara tujuan utama ekspor meliputi Swiss, Hong Kong, India, Uni Emirat Arab (UEA), dan Yordania.

Reni menegaskan, pemerintah kini fokus membangun ekosistem yang memperkuat struktur industri perhiasan nasional. Salah satu langkahnya adalah pembentukan Bank Bullion yang diluncurkan Presiden RI pada Februari 2025.

“Bank Bullion diharapkan memperkuat likuiditas dan akses pembiayaan emas bagi industri, memudahkan perolehan bahan baku, serta meningkatkan efisiensi rantai pasok,” jelas Reni.

Ia menambahkan, Kemenperin terus mengawal implementasi ekosistem Bank Bullion agar dapat dimanfaatkan pelaku IKM perhiasan. 

“Kami ingin IKM menjadi bagian penting dari ekosistem ini, sehingga turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.

Selain itu, Kemenperin juga menjalankan sejumlah program untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan daya saing, seperti partisipasi dalam pameran internasional, program e-Smart IKM, kegiatan business matching dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dan Atase Perdagangan (Atdag), serta pelatihan teknis bagi perajin.

“Melalui SIJF 2025, Indonesia tidak hanya siap mengikuti tren global industri perhiasan, tapi juga berpotensi menciptakan tren baru yang mencerminkan keunggulan lokal,” tutur Reni optimistis.

Direktur Industri Aneka Ditjen IKMA Reny Meilany menambahkan, delapan IKM terpilih berasal dari berbagai daerah, seperti Nusa Tenggara Barat, Bali, Jakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan. 

“Kami berharap mereka tidak hanya berjualan, tapi juga membangun jejaring dan kolaborasi baru,” ujarnya. [in]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
bank aceh