Dinilai Tonjolkan 'Geng Solo' di Pucuk Pimpinan Polri, Istana Bantah Anggapan IPW
Font: Ukuran: - +
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Foto: Biro Pers
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menepis anggapan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane yang menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang menonjolkan 'Geng Solo' di pucuk pimpinan Polri.
Neta menyinggung sikap Jokowi itu terkait pemilihan Kapolda Nusa Tenggara Barat Inspektur Jenderal Nana Sudjana menjadi Kapolda Metro Jaya.
Menurut Moeldoko, pengangkatan seseorang untuk menduduki posisi tertentu pasti melewati penilaian. Selain itu juga dilihat prestasi dan latar belakang yang bersangkutan.
"Seperti saya menjadi Panglima, saya mengenali orang-orang yang dulu pernah bekerja dengan saya dan memiliki prestasi yang baik sehingga pada saat menjadi panglima mereka-mereka ini bisa saya tunjuk sebagai asisten saya. Analoginya seperti itulah kira-kira," kata Moeldoko di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (23/12).
Moeldoko mengatakan tak mungkin sebuah jabatan strategis seperti Kapolda Metro Jaya dipertaruhkan dengan memilih tanpa pertimbangan.
"Pasti ada sebuah pertimbangan, kalkulasi-kalkulasi yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan tuh memiliki kapasitas untuk bekerja, memiliki loyality untuk bekerja," ujarnya.
Selain kapasitas dan loyalitas, kata Moeldoko, seseorang diangkat dalam jabatan pucuk pimpinan juga harus memiliki integritas. Menurutnya, tiga poin itu yang selalu ditekankan dalam memilih seseorang ketika diangkat sebagai pimpinan.
"Enggak mungkin sebuah jabatan yang sangat penting dipertaruhkan dengan cara-cara mendapatkan seseorang yang tidak terbukti hebat di lapangan," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai Jokowi seolah sedang memperlihatkan sikap untuk menonjolkan 'Geng Solo' di pucuk pimpinan kepolisian.
Hal tersebut ia ungkapkan merespons pemilihan Kapolda Nusa Tenggara Barat Irjen Nana Sudjana untuk menduduki kursi Kapolda Metro Jaya. Neta menilai prestasi Nana relatif biasa dan tidak ada yang menonjol.
"Tampil Nana sebagai Kapolda Metro menunjukkan Jokowi semakin hendak menonjolkan 'Geng Solo' di Polri," ujarnya.
Neta menyoroti posisi Nana yang pernah menjabat sebagai Kapolresta Solo saat Jokowi masih sebagai wali kota di kota tersebut.
Tak hanya Nana, Neta juga menyinggung karir Brigadir Jenderal Ahmad Lutfi usai menjabat sebagai Kapolresta Solo, langsung mendapat promosi sebagai Wakapolda Jawa Tengah.
Selain itu, Neta juga menyoroti penunjukkan Irjen Listyo Sigit Prabowo yang baru-baru ini menjabat sebagai Kabareskrim. Diketahui, Listyo sempat menjabat sebagai Kapolresta Solo dan juga sebagai ajudan Jokowi. (Im/CNNIndonesia)