kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Dampak COVID-19, Dana Asing Rp 125 Triliun Melayang

Dampak COVID-19, Dana Asing Rp 125 Triliun Melayang

Selasa, 24 Maret 2020 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +


BI menyebut modal asing Rp125 triliun minggat dari RI gara-gara virus corona. [Foto: CNN Indonesia/Safir Makki]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang keluar (capital outflow) dari dalam negeri mencapai Rp125,2 triliun sepanjang tahun ini. Aliran dipicu kekhawatiran investor atas penyebaran virus corona atau Covid-19.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan sekitar Rp104,7 triliun atau 83,62 persen dari total capital outflow merupakan dana investor yang keluar pada bulan ini saja. Sisanya sebanyak Rp20,5 triliun keluar pada Januari dan Februari 2020.

Lebih lanjut, capital outflow terjadi akibat investor melepas kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) dan saham.

"Capital outflow SBN Rp112 triliun dan saham Rp9,2 triliun," ujar Perry, Selasa (24/3/2020).

Akibatnya, sambung Perry, bank sentral nasional perlu terus menggelontorkan likuiditas untuk membeli aset-aset keuangan yang dilepas investor. Begitu pula dengan langkah menyuntik likuiditas ke pasar keuangan.

"Sejauh ini, BI telah injeksi likuiditas di pasar uang maupun perbankan hampir Rp300 triliun," imbuhnya.

Injeksi likuiditas sekitar Rp168,2 triliun digelontorkan untuk membeli SBN yang dilepas asing. Sisanya, sekitar Rp55 triliun untuk repo kepada bank dan Rp75 triliun diantaranya dalam bentuk pelonggaran batas pencadangan kas bank di BI atau dikenal dengan istilah Giro Wajib Minimum (GWM).

"Kami pastikan bahwa jumlah cadangan devisa kami lebih dari cukup untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah," katanya.

Selain melakukan pembelian SBN, Perry mengungkapkan BI juga senantiasa melakukan intervensi di pasar spot dan DNDF. Hasilnya, kata dia, nilai tukar rupiah cukup stabil pada hari ini.

Di perdagangan spot, rupiah bergerak di rentang harga Rp16.475 sampai Rp16.505 per dolar AS pada hari ini. Hal ini, sambungnya, turut menandakan redanya kepanikan investor di pasar keuangan, meski masih ada.

"Kepanikan di dunia sudah mulai agak menurun, meski masih tinggi. Ini juga karena para eksportir sudah memasok dolarnya ke pasar valas," tuturnya.

Pandemi virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, Hubei, China terus menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Data penyebaran virus corona dari Johns Hopkins CSSE pada Selasa (24/3/2020) pukul 17.00 WIB, jumlah kasus positif di dunia mencapai 383.944 dengan jumlah pasien sembuh 101.911 orang dan meninggal 16.595 orang.

Sementara berdasarkan data Kementerian Kesehatan per Selasa (24/3) pukul 17.00 WIB, jumlah kasus positif virus corona di Indonesia sudah mencapai 686 kasus, di mana 55 orang meninggal dunia dan 30 orang sembuh. (CNN Indonesia)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda