Cuaca Buruk Penyebab Kapal Ditumpangi Wartawan Terbalik
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebut cuaca berangin dan gelombang tinggi menjadi penyebab kapal terbalik di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT pada Selasa (21/1/2020).
Kapal Pinisi itu membawa sejumlah wartawan Istana Kepresidenan, Jakarta.
Peristiwa kapal terbalik terjadi usai agenda peliputan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) di kawasan tersebut.
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Manggarai Barat Sti Nenot'ek mengatakan cuaca dengan angin kencang dan gelombang tinggi memang tengah terjadi di Labuan Bajo sejak awal tahun ini. Sebab, kawasan itu tengah memasuki musim barat.
"Memang Januari-Februari umumnya di Manggarai Barat ada musim barat," kata Sti Nenot'ek dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa (21/1/2020).
Ia menuturkan memang sempat turun hujan gerimis sekitar pukul 09.00 WITA. Namun, hujan hanya berdurasi sekitar 30 menit. Setelah itu, cuaca kembali cerah.
Hal itu, sambungnya, kemungkinan membuat pelayaran kapal Pinisi yang mengangkut sejumlah wartawan Istana Kepresidenan tetap dilakukan. Hanya saja, memang tiba-tiba terjadi angin kencang dan gelombang tinggi.
"Jadi sebenarnya cerah dari pagi, lalu sempat gerimis, tapi setelah itu cerah lagi, angin tidak besar," jelasnya.
Di sisi lain, ia menduga kapal terbalik karena didukung faktor layar kapal yang tidak siap.
"Kalau dilihat, kondisi kapal itu layarnya belum cukup siap, tapi tiba-tiba ada angin kencang dan gelombang tinggi," ujarnya.
Bersamaan dengan kejadian ini, ia mengaku terus berkoordinasi lagi dengan petugas pelabuhan agar mengantisipasi masih tingginya potensi angin kencang dan gelombang tinggi. Kendati begitu, ia memastikan belum ada larangan berlayar secara resmi.
"Kami terus koordinasi dulu," imbuhnya.
Kapal Pinisi yang ditumpangi sejumlah wartawan Istana Kepresidenan terbalik di Labuan Bajo. Para wartawan baru saja selesai meliput kunjungan kerja Jokowi yang diselenggarakan sejak Minggu (19/1202) lalu.