Butuh 4 Juta Talenta, Menteri Budi Arie Ajak Industri Cetak Ahli Keamanan Siber
Font: Ukuran: - +
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyatakan kehadiran talenta keamanan siber yang mumpuni menjadi hal yang amat penting. [Foto: Humas Kominfo]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pengembangan ekosistem digital dan keamanan siber membutuhkan tata kelola yang baik. Pada saat bersamaan, keberadaan talenta atau sumberdaya manusia juga menjadi penentu penguatan dan inovasi keamanan siber nasional.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyatakan kehadiran talenta keamanan siber yang mumpuni menjadi hal yang amat penting.
"Terlebih, hingga 2023, dunia mengalami kekurangan tenaga keamanan siber sebanyak 4 juta orang," tegasnya.
Menurut Menteri Budi Arie, secara khusus terdapat kebutuhan talenta keamanan siber dengan kemampuan Application Security Development, Cloud Computing Security, Identity & Access Management, serta keterampilan lain.
"Saya mengajak seluruh pelaku industri serta stakeholder terkait untuk terus bersama-sama mencetak sumberdaya manusia keamanan siber berkualitas," ungkapnya.
Menkominfo mengingatkan implementasi keamanan siber secara holistik perlu dilakukan semua pihak. Bagi dunia usaha, implementasi keamanan siber dapat memberikan perlindungan dari ancaman pencurian dan kebocoran data.
"Bisa meningkatkan kepercayaan berbagai stakeholders terhadap ekosistem ruang digital kita dapat meningkat, sehingga mampu mendorong investasi. Dan dapat membantu pengguna menyusun sistem pertahanan yang lebih kuat untuk mengantisipasi ancaman serangan di masa depan," ungkapnya.
Menteri Budi Arie mengapresiasi kolaborasi pendirian Cybersecurity Center of Excellence yang berfokus pada pengembangan kapasitas, riset dan inovasi, serta kolaborasi industri di sektor keamanan siber.
"Semoga inisiatif ini dapat menginspirasi serta mendorong terciptanya inovator lainnya. Karena dengan kerja bersama kita wujudkan ruang digital yang aman dan produktif," pungkasnya. [*]