BNPB: Aceh dan Provinsi Lain Terjadi La Nina, Waspada Banjir dan Longsor
Font: Ukuran: - +
ilustrasi (foto: waspada)
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Cuaca di Indonesia memiliki fonomena La Nina. Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginformasikan agar masyarakat mewaspadai bencana hidrometeorologi karena adanya La Nina, berpotensi menambah curah hujan di Indonesia.
La Nina adalah peristiwa turunnya suhu air laut di Samudera Pasifik di bawah suhu rata rata sekitarnya. Penyebabnya karena suhu permukaan laut pada bagian barat dan timur Pasifik lebih tinggi daripada biasanya. Kejadian tersebut menyebabkan tekanan udara pada ekuator Pasifik barat menurun. Hal ini mendorong pembentukan awan berlebihan dan menyebabkan curah hujan tinggi pada daerah yang terdampak.
Kejadian fenomena La Nina akan mengalami angin kencang, hujan lebat dan gelombang tinggi. Dampak yang ditimbulkan adalah banjir, longsor dan puting beliung.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati,"Menyikapi fenomena yang berlangsung terkait cuaca dan iklim ini, perlu kewaspadaan terhadap kondisi hujan di atas normal pada Oktober dasarian I dan II," ungkapnya minggu (11/10/2020).
Dirinya menambahkan, musim hujan diperkirakan berlangsung pada Oktober 2020 dengan wilayah indentifikasi sebagian Sumatera, Jawa, Kalimantan dan sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil Nusa Tenggara Barat.
Menurut perkiraan dari BNPB wilayah terkena dampak dari La Nina lebih besar di wilayah Sumatera meliputi, pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka dan Lampung.
Wilayah lain menurut BNPB terkena imbas La NIna yakni Kalimantan, dikarenakan potensi hujan di sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.Raditya Jati memberikan saran kepada masyarakat Indonesia untuk mengatasi dan meminimalisir dampak dari La Nina,"Upaya dini pencegahan dan mitigasi harus dilakukan untuk mengurangi atau pun menghindari dampak bencana," jelasnya.
Selain itu, dirinya mensarankan kepada masyarakat untuk melakukan upaya kesiapsiagaan, khususnya di lingkungan keluarga.
"Setiap keluarga dapat memonitor dan menganalisis secara sederhana potensi bahaya yang ada di sekitar. Kita dapat melihat ancaman bahaya di sekitar kita. Kemudian, diskusikan di antara anggota keluarga langkah-langkah mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi, seperti mematikan aliran listrik, menyimpan dokumen penting di tempat aman atau menyiapkan tas siaga bencana," ungkapnya Raditya Jati.
Sementara itu untuk wilayah Jawa diprakirakan terjadi di Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian kecil Jawa Timur.