Beranda / Berita / Nasional / BMKG Imbau Warga Berkulit Sensitif Hati-hati dengan Hujan di Lokasi Karhutla

BMKG Imbau Warga Berkulit Sensitif Hati-hati dengan Hujan di Lokasi Karhutla

Selasa, 24 September 2019 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Bogor - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika meminta relawan Aksi Cepat Tanggap dan masyarakat berkulit sensitif di wilayah terkena dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mewaspadai hujan di sekitar daerah itu. Sebab, hujan tersebut berbahaya bagi kesehatan kulit.

"Ketika ada hujan, bukan berarti bisa berpesta, karena hujan yang membersihkan asap itu sangat berbahaya," kata Kasubdit Analisis Informasi Iklim BMKG Adi Ripaldi di Humanity Distribution Center (HDC) ACT di Gunung Sindur, Bogor, Senin (23/9/2019) seperti dilansir Antaranews.com.

Dia mengatakan hujan tersebut memiliki tingkat keasaman yang tinggi. Sehingga akan menyebabkan gatal-gatal bagi orang yang berkulit sensitif yang berada di wilayah terdampak kebakaran hutan dan lahan.

Bagi masyarakat dan relawan yang berkulit sensitif, dia menyarankan mereka tidak bersinggungan secara langsung dengan air hujan.

"Beberapa orang yang kulitnya sensitif, pasti menimbulkan gatal-gatal. Kalau dipakai untuk mencuci muka juga bisa membuat iritasi buat mata kita," kata dia.

Bagi orang berkulit sensitif dan sudah terkena air hujan di wilayah karhutla, dia meminta untuk membasuhnya dengan air biasa yang ada di dalam rumah.

Selain tidak sehat bagi kulit, dia juga menyebut tingkat keasaman hujan yang terjadi di wilayah terdampak kebakaran hutan dan lahan juga tidak baik untuk pertumbuhan tanaman.

"Tanaman pun tidak akan bagus akibat dari campuran debu atau partikulat hujan yang terjadi di karhutla," kata dia.

Adi menambahkan meskipun fluktuatif, tingkat kualitas udara di wilayah karhutla sudah dalam kategori sangat berbahaya. Oleh karena itu, dia mengimbau relawan dan masyarakat untuk benar-benar berhati-hati dan sebisa mungkin menghindari paparan langsung udara di tempat terbuka di wilayah terdampak kebakaran hutan dan lahan.(an)

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda