Bertemu Diaspora Indonesia di AS, Menkeu Prihatin Macetnya Dana Beasiswa Mahasiswa Papua
Font: Ukuran: - +
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat dan diaspora Indonesia di Washington DC, Selasa (12/10/2021) malam. [Foto: VOA/Virginia Gunawan]
DIALEKSIS.COM | AS - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan keprihatinan atas macetnya aliran dana beasiswa mahasiswa Papua di Amerika Serikat (AS) yang berasal dari dana otonomi khusus (otsus).
Hal ini disampaikan Sri Mulyani dalam pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat dan diaspora Indonesia di Washington DC, Selasa (12/10/2021) malam.
“Tadi saya dengar ada masalah karena gak selalu lancar beasiswanya. Ini yang padahal kita jagain, mulai dari rekrutmennya transparan, kriterianya jelas, kirim ke sekolah yang jelas dan persyaratannya jelas, pembayarannya pun sedapat mungkin selalu on time,” ujar Sri Mulyani, merujuk pada laporan tentang beberapa mahasiswa Papua yang sempat terancam tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka di Amerika karena tak kunjung mendapat kiriman dana beasiswa dari pemerintah daerah Papua.
Pemerintah daerah (pemda) Papua, kata Menkeu, mendapatkan dana otsus yang cukup besar di mana salah satu penggunaannya adalah untuk mengirim anak-anak Papua bersekolah higga ke luar negeri. Sri Mulyani menyiratkan harapannya agar soal keterlambatan pengiriman dana beasiswa ini tidak terulang lagi.
Dilansir dari VoA Indonesia, diketahui beberapa mahasiswa Papua yang berkuliah di George Mason University di Washington DC sempat terancam tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka karena terlambatnya pengiriman dana beasiswa selama dua semester terakhir yang membuat mereka tidak dapat mendaftar untuk semester berikutnya.
Sumber VoA mengatakan keterlambatan ini bukan yang pertama kali, dan khusus keterlambatan kali ini membuat para mahasiswa yang terdampak berpotensi dipulangkan sebelum menyelesaikan studinya.
Beberapa mahasiswa Papua lalu menemui Sri Mulyani seusai pertemuan, tapi mereka belum bersedia memberi komentar lebih lanjut. [VoA Ind]