Beri Kuliah Umum Kepada Mahasiswa, Jubir Presiden: Kritik dan Dialog Harus Diutamakan
Font: Ukuran: - +
Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman menyampaikan paparannya dalam kuliah umum yang dilaksanakan STABN Raden Wijaya, Sabtu (18/9/2021) via daring. [Foto: dok. STABN Raden Wijaya]
DIALEKSIS.COM | Semarang - Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah sukses menggelar kuliah umum yang diikuti mahasiswa dari Aceh hingga Papua.
Kuliah umum bertajuk “Peran Strategis Mahasiswa Untuk Indonesia Maju" yang dilaksanakan secara daring, Sabtu (18/9/2021) hari ini, STABN Raden Wijaya menghadirkan Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman untuk menyampaikan posisi strategis mahasiswa.
Fadjroel menyampaikan betapa pentingnya peran mahasiswa dalam mengawal demokrasi. Meskipun tantangan mahasiswa zaman dulu dengan sekarang berbeda.
“Kalau dulu karena kan situasinya anti demokrasi, jadi kebanyakan mahasiswa terlibat dalam satu perjuangan moral yaitu menjadikan indonesia menjadi negara demokratis, tetapi mahasiswa juga harus tetap menjaganya dengan jalan melakukan kritik. Hanya dengan kritik, Indonesia demokrasinya bisa berjalan maju,” ucap Fadjroel.
Menurutnya, karena mahasiswa berasal dari perguruan tinggi, kritik dan dialog harus diutamakan dan pihaknya tidak menuntut setiap kritik harus ada solusi.
"Namun demikian, kritik sebaiknya berbasis ilmu atau critical thinking yang mampu memperlihatkan gagasannya, bukti-buktinya dan bisa membedakan antara opini dengan fakta," jelasnya.
Mahasiswa, menurut Fadjroel, mempunyai posisi penting dalam tatanan masyarakat, terlebih lagi secara ilmu pengetahuan memiliki akses yang lebih mudah dan jangkauan lebih luas, sehingga posisinya sangat strategis.
“Posisi mahasiswa hari ini berada pada Gen Z yang berjumlah 27,94% dari 270,20 juta jiwa yang sebentar lagi akan menempati posisi-posisi strategis di Indonesia. Persaingan kalian yang paling dekat adalah dengan generasi millenial,” tandas Jubir Presiden.
Selanjutnya Jubir Presiden yang juga mantan aktivis mahasiswa ini menyampaikan betapa pentingnya mewujudkan visi Indonesia maju. Dalam paparan presentasinya dijelaskan cita-cita Indonesia 2045 menjadi negara maju.
“Tugas kita adalah membawa Indonesia menuju Indonesia Maju, di tahun 2045 di proyeksikan jumlah penduduk sebanyak 319 juta jiwa, usia produktif 47%, penduduk yang tinggal di kota 73%, ekonomi kita menempati urutan ke-5 terbesar dunia, kelas menengah mencapai 70% dan pendapatan perkapita penduduk sebesar US$ 23.199,” tegas Jubir Presiden.
Fadjroel Rachman mengakhirinya paparannya dengan memberikan statement bahwa mahasiswa tidak hanya harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi juga harus juga harus dibarengi dengan nilai-nilai keluhuran bangsa yaitu agama dan nilai-nilai moral Pancasila. [rls]