Banjir dan Bencana Hidrometeorologi Landa Beberapa Wilayah di Indonesia, BNPB Imbau Kesiapsiagaan
Font: Ukuran: - +
Reporter : Redaksi
Kerusakan rumah warga akibat angin kencang yang melanda Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (9/1/2025). [Foto: BPBD Bangka Belitung]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Memasuki minggu kedua bulan Januari 2025, Indonesia masih dilanda hujan dengan intensitas ringan hingga tinggi, yang memicu sejumlah bencana hidrometeorologi basah di berbagai wilayah. Banjir, tanah longsor, dan angin kencang telah menyebabkan kerusakan infrastruktur serta mengganggu kehidupan masyarakat di sejumlah daerah.
Melansir dari laman resmi BNPB pada Senin (13/1/2025), Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, mengungkapkan bencana yang terjadi ini dipicu oleh curah hujan yang tinggi.
"Di Pulau Sumatera, seperti di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, hujan intensitas tinggi menyebabkan banjir yang berdampak pada ratusan rumah. Luapan air dari Sungai Benakat dan Lematang juga menggenangi kawasan lainnya, sementara di Provinsi Riau, banjir akibat pasang surut air laut merendam desa-desa di Pekanbaru," jelas Abdul Muhari.
Banjir juga terjadi di Lampung, tepatnya di Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat, akibat meluapnya Sungai Way Laay pada Jumat (10/1/2025).
"Sebanyak 50 unit rumah terendam, namun hingga malam hari banjir berangsur surut," ujar Abdul Muhari. BPBD Kabupaten Pesisir Barat telah melakukan koordinasi terkait dengan pemadaman listrik yang terjadi di lokasi terdampak.
Selain itu, Kepulauan Bangka Belitung juga dilanda bencana pada Kamis (9/1/2025), saat hujan lebat disertai angin kencang merusak rumah-rumah dan ruko di Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur.
"Sebanyak 18 jiwa terdampak, dan dua rumah rusak berat, sementara tiga ruko mengalami kerusakan ringan," kata Abdul Muhari. Tim gabungan dari BPBD setempat langsung melakukan pendataan dan pengecekan di lapangan.
Di Pulau Jawa, bencana serupa melanda Kabupaten Cilacap di Jawa Tengah pada Jumat (10/1/2025), dengan ketinggian air mencapai 50 cm. Banjir bandang ini merendam 12 rumah dan satu ruas jalan provinsi di Kecamatan Cipari.
"BPBD Cilacap sudah mengoordinasikan evakuasi warga yang mengungsi ke rumah kerabat dan masjid terdekat," ungkap Abdul Muhari.
Selain itu, Kabupaten Banyumas juga terdampak hujan deras yang disertai angin kencang pada Jumat (10/1/2025). Hujan ini menyebabkan banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang di tujuh kecamatan.
"Sebanyak 265 jiwa terdampak, dan saat ini BPBD sedang melakukan evakuasi serta mendirikan dapur umum untuk membantu kebutuhan warga yang mengungsi," jelasnya.
Di Jawa Timur, tepatnya di Bondowoso, banjir bandang terjadi pada Kamis (9/1/2025) lalu di Desa Gunungsari akibat meluapnya Sungai Peh.
"Banjir menyebabkan kerusakan pada sejumlah rumah dan lahan pertanian. BPBD setempat bersama tim gabungan sudah melakukan evakuasi dan memberikan bantuan logistik kepada warga," ujar Abdul Muhari.
Tidak hanya itu, Nusa Tenggara Barat juga mengalami banjir bandang dan tanah longsor pada Jumat (10/1/2025) di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, yang merendam 197 rumah.
"Syukurlah, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun kerusakan cukup signifikan," kata Abdul Muhari.
Menanggapi serangkaian bencana ini, BNPB mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan.
"Kami mendorong pemerintah daerah dan masyarakat untuk melakukan pembersihan saluran air, memeriksa kondisi daerah aliran sungai, serta menyusun rencana evakuasi mandiri mulai dari tingkat keluarga hingga komunitas. Selain itu, masyarakat harus mengikuti informasi risiko bencana dan prakiraan cuaca dari sumber resmi, serta mematuhi instruksi petugas," ujar Abdul Muhari.
Dengan prediksi cuaca yang masih berpotensi menimbulkan bencana, BNPB mengingatkan agar masyarakat tetap siap dan waspada untuk menghadapi potensi bencana susulan. [red]