Beranda / Berita / Nasional / AHY: Anak Muda Harus Kritis, Bukan Nyinyir

AHY: Anak Muda Harus Kritis, Bukan Nyinyir

Jum`at, 22 Januari 2021 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). [Dok. Antara]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak anak muda untuk berani berbicara, bersikap dan bertindak dalam menghadapi berbagai tantangan demokrasi dan globalisasi.

"Dalam tataran global, ada kecenderungan pada masa pandemi digunakan oleh sejumlah pemerintahan. Untuk konsolidasi kekuasaan, meningkatkan otoritarianisme, dan karenanya mencederai demokrasi," tutur AHY yang dikutip dari akun Youtube resmi Partai Demokrat yang diunggah Jumat (22/1/2021) dan website resmi Partai Demokrat.

Hal tersebut disampaikan AHY dalam sesi pertama Seminar Online Emerging Leaders Academy yang diselenggarakan oleh The International Republican Institute (IRI) yang bertajuk Masa Depan Demokrasi dan Globalisasi di Tengah Pandemi pada Selasa 19 Januari 2021 kemarin.Baca juga:Demokrat Bantu Korban Banjir Berkaus Jokowi, Politikus PKS: Keren....

AHY menyebutkan, ada empat pola yang menguat belakangan ini, yakni politik identitas dan polarisasi, globalisasi dan penguatan oligarki, online disinformation serta menurunnya kebebasan sipil dan fragmentasi masyarakat sipil.

Untuk itu, AHY mengajak para peserta untuk berkontribusi dalam politik sambil mengingatkan tentang peran pemuda dalam momen-momen penting sejarah bangsa sejak 1928 sampai Reformasi 1998.Baca juga: 7 Pesan AHY untuk Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo.

AHY mengatakan, ada tiga hal penting yang dapat dilakukan anak muda. Yakni pertama, berani bersuara dan tetap bertanggung jawab.

“Mari kita berani bersuara. Saya ulangi, berani bersuara. Speak out, tentu dengan tetap bertanggung jawab. Jangan diam. Memang sering kali ada yang bilang silent is golden, tetapi dalam isu-isu kebangsaan, dalam situasi yang kritis apalagi menenuntukan nasib dan masa depan kita semua, anak-anak muda Indonesia harus berani bersikap dan bersuara,” ajak AHY.

“Ketika ada hal yang dianggap tidak baik kita harus kritis, bukankah itu kekuatan anak muda? Bukan nyinyir, bukan hanya menghujat, tetapi kritis dengan solusi,” tegasnya.

Kedua, sambung AHY, melakukan aksi nyata, pemuda harus berani tampil, turun ke lapangan dan melakukan aksi nyata yang berdampak positif.

“Jangan hanya berhenti pada kalimat-kalimat yang retorika, tetapi harus diikuti dengan real action, langsung turun, langsung lakukan sesuatu. Karena dengan melakukan sesuatu, perubahan baru bisa kita lakukan,” tutur putra sulung Presiden RI ke-6 ini.

Ketiga, sambung dia, sinergi dan kolaborasi. AHY mengajak anak muda untuk bersama-sama melakukan perubahan dan menjadi solusi dari permasalahan bangsa.

Dia menegaskan bangsa Indonesia adalah bangsa super majemuk. Dengan berbagai macam identitas, perbedaan cara pandang dan juga keyakinan masing-masing.

"Perlu ada semangat keberagaman, kerja sama, dan juga sinergi kolaborasi di antara kita semuanya,” kata AHY.

Menurut dia, ini akan menjadi energi yang berlipat-lipat ganda. Indonesia adalah negara yang besar, dan kalau manusianya, terutama sumber daya manusia mudanya ini benar-benar bersatu dan mewujudkan segala kemajuan. "Insya Allah Indonesia bisa menjadi Indonesia yang kita cita-citakan bersama, yaitu Indonesia Emas 2045,” tutup Ketum AHY.

Seminar tersebut juga diisi oleh Indonesia Program Manager IRI Kerkan Wignyawinata, Sekretaris Jenderal PKB Muhammad Hasannudin Wahid, dan Ketua DPP Nasdem nonaktif Irma Suryani.

Seminar ini dihadiri generasi-generasi muda dari berbagai latar belakang Partai Politik mulai dari Partai Demokrat, Golkar, Nasdem, PKB, dan PSI serta generasi muda perwakilan dari Aceh hingga Papua. (SINDOnews)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda