Beranda / Berita / Nasional / 850 Pesantren Calon Penerima Bantuan Inkubasi Bisnis Ikuti Diklat

850 Pesantren Calon Penerima Bantuan Inkubasi Bisnis Ikuti Diklat

Sabtu, 01 Juni 2024 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Pelatihan Peningkatan Pengelolaan Bisnis bagi pesantren. [Foto: Humas Kemenag]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Salah satu program prioritas Kementerian Agama dalam kepemimpinan Menag Yaqut Cholil Qoumas adalah kemandirian pesantren. Program ini terus bergulir sejak 2020, dan tahun ini kembali diintensifkan dalam bentuk penyaluran bantuan inkubasi bisnis bagi 850 pesantren.

Sebelum menerima bantuan, pesantren mendapatkan pendidikan dan pelatihan (diklat) Kemandirian Pesantren yang digelar secara online. Diklat ini digelar Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam bekerja sama dengan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama.

Staf Khusus Menteri Agama Muhammad Nuruzzaman berharap program ini bisa menjadi stimulus untuk peningkatan ekonomi di pesantren. Program ini bukan hanya memberikan dana bantuan, tetapi juga membekali pesantren dengan ilmu untuk pengelolaan bisnis yang bagus dan berkelanjutan.

"Dengan harapan besar akan bangkitnya pesantren pada aspek ekonomi, maka program ini dibarengi dengan adanya pelaksanaan Pelatihan Peningkatan Pengelolaan Bisnis bagi pesantren calon penerima. Melalui pelatihan ini pesantren akan jauh lebih siap untuk mengelola bisnis dan memanfaatkan dana bantuan dari pemerintah untuk menjalankan bisnisnya," terang Nuruzzaman di Jakarta, Jumat (31/5/2024).

Plt Direktur PD Pontren, Waryono, mengatakan, pesantren harus lebih maju dan mandiri, termasuk dari segi finansial. Sebab, hal tersebut dapat mendukung pengembangan pendidikan di pesantren.

“Kita tahu pesantren memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan. Program Kemandirian Pesantren bertujuan menggali potensi tersebut, terutama potensi dalam bidang ekonomi pesantren. Perwakilan pesantren diberi pelatihan agar memahami tentang teknis pengelolaan dana bantuan. Tujuannya agar penyerapan dan penggunaan dana bantuan benar-benar efektif dan maksimal," jelas Waryono

Bimtek digelar secara online dan ditargetkan menyasar 850 pesantren calon penerima bantuan inkubasi bisnis. Setiap pesantren diwakili oleh pengelola unit bisnisnya. Pelatihan dibagi dalam lima gelombang, setiap gelombang ada empat angkatan. Setiap Angkatan diikuti 40 peserta. Pelatihan telah berjalan sejak 20 Mei 2024 dan berakhir pada akhir Juni. Peserta menerima materi secara online selama empat hari, sesuai jadwal yang telah ditentukan.

“Diklat online ini akan dilanjutkan dengan pendampingan secara offline. Pelaksanannya akan disesuaikan setelah diklat online selesai secara keseluruhan,” sebut Waryono.

Kasubdit Pendidikan Pesantren Basnang Said berharap, pesantren memanfaatkan kesempatan ini secara maksimal. "Momentum pelatihan ini harus dimanfaatkan betul oleh pondok pesantren untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usaha yang dijalankan, karena (ada) berbagai materi dan narasumber ahli dari (kalangan) akademisi dan praktisi hadir di kegiatan ini," ungkapnya.

Narasumber bimtek terdiri dari tim ahli kemandirian pesantren, para trainer dan profesional bisnis dari berbagai bidang, serta sejumlah pembicara dari kementerian/lembaga yang akan memberikan materi tentang industri halal dan keuangan syariah.

Dalam pelatihan ini, para peserta dilatih tentang penyusunan business plan, sistem operasi bisnis, pengelolaan dan pelaporan keuangan, serta pengelolaan manajemen dan SDM. Ada juga sesi berbagi pengalaman dengan pesantren-pesantren yang telah berhasil dalam menjalankan bisnisnya, misalnya: PP Sidogiri (minimarket), PP Al Itifaq Ciwedey (pertanian), PP Sunan Drajat (koperasi), PP Al Hikmah 1 Brebes (laundry), PP Al-Wathaniyah Putri (laundry), dan pesantren lainnya. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda