DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah tengah menyiapkan program besar untuk memperkuat deteksi dini kanker paru, yang merupakan penyebab kematian tertinggi akibat kanker di Indonesia.
“Strategi utama kami bukan pada pengobatan, tapi pada deteksi dini. Kalau kita bisa identifikasi sejak awal, peluang hidup pasien jauh lebih besar,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam pernyataan resmi yang diterima pada Selasa (9/9/2025).
Menurut Menkes, kanker paru kini menjadi prioritas utama dalam pembangunan infrastruktur kesehatan nasional. Ia menekankan bahwa penanganan kanker paru stadium awal jauh lebih efektif dan tidak membutuhkan terapi yang berat.
“Kalau terdeteksi di stadium satu, terapinya bukan kemoterapi atau radioterapi, tapi cukup dengan operasi. Ini lebih ringan dan peluang sembuhnya jauh lebih besar,” ujarnya.
CT Scan Dosis Rendah untuk Skrining Massal
Sebagai langkah konkret, pemerintah kini sedang mendistribusikan alat CT Scan dosis rendah ke seluruh kota di Indonesia. Teknologi ini memungkinkan proses skrining kanker paru dilakukan lebih cepat dan merata di berbagai daerah.
“Dengan skrining yang lebih baik, kita bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa,” tegas Budi.
Ia menambahkan, perluasan fasilitas skrining akan berdampak besar terhadap peningkatan deteksi kanker di stadium awal, yang kemudian akan mempercepat penanganan dan menekan angka kematian.
514 Lab Baru dan Diagnostik Berbasis Teknologi NGS
Untuk mendukung akurasi diagnosis, Kementerian Kesehatan juga menyiapkan 514 laboratorium imunohistokimia di kota-kota yang menerima CT Scan. Selain itu, di tingkat provinsi akan dibangun laboratorium patologi anatomi berbasis teknologi Next Generation Sequencing (NGS).
“Teknologi NGS ini akan mempercepat diagnosis dan mempermudah dokter memberikan terapi yang tepat sasaran. Ini bukan hanya soal alat, tapi soal menyelamatkan lebih banyak nyawa,” kata Budi.
Upaya ini merupakan bagian dari strategi besar Kementerian Kesehatan dalam menurunkan angka kematian akibat penyakit tidak menular, khususnya jantung dan kanker. [red]