kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / 4 Konglomerat Keluar dari Daftar Orang Terkaya RI

4 Konglomerat Keluar dari Daftar Orang Terkaya RI

Minggu, 13 Desember 2020 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi. [IST]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Majalah Forbes mencatat ada empat konglomerat Indonesia yang terdepak dari daftar orang kaya versi mereka. Mulai dari pendiri Bosowa Group hingga pemilik Lion Air.

Menurut Forbes, para konglomerat ini keluar dari daftar karena nilai kekayaannya menurun pada tahun ini. Hal ini tak lepas dari tekanan ekonomi akibat pandemi virus corona atau Covid-19.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terkontraksi ke kisaran 5,32 persen dan minus 3,49 persen pada kuartal II dan III turut menambah lesu bisnis mereka.

Pertama, Aksa Mahmud. Pendiri Bosowa Corp yang juga merupakan politikus Partai Golkar ini terdepak dari daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Tahun lalu, ia menempati posisi ke-44 dengan kekayaan bersih US$740 juta.

Kedua, Donald Sihombing. Ia merupakan pemegang saham terbesar PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS).

Pada 2018 harga saham Totalindo sempat mencapai Rp 990 per saham. Pada harga saham tersebut, nilai kapitalisasi saham Totalindo sempat mencapai Rp33 triliun.

Ia terdepak dari daftar setelah pada tahun lalu menempati posisi ke-34 dengan kekayaan US$970 juta.

Ketiga, Kardja Rahardjo. Ia menjalankan perusahaan pelayaran Pelayaran Tamarin Samudra, yang didirikannya pada tahun 1998.

Perusahaan menyediakan layanan sewa kapal itu memiliki berbagai macam klien termasuk Perusahaan Minyak Lepas Pantai Nasional China. Sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Mei 2017 dan saat itu memiliki hampir 80 persen saham.

Tahun lalu ia berada di posisi ke-31 dengan kekayaan bersih US$1,02 miliar

Keempat, kakak beradik Kusnan dan Rusdi Kirana. Mereka keluar dari daftar konglomerat versi Forbes di tengah pandemi karena perusahaan maskapai Lion Air yang mereka kelola menderita karena anjloknya perjalanan udara.

Tahun lalu, mereka menempati posisi ke-38 dengan kekayaan US$835 juta.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda