kip lhok
Beranda / Kolom / Tradisi Takjil dan Hal yang Disebelin dari Bukber

Tradisi Takjil dan Hal yang Disebelin dari Bukber

Kamis, 28 April 2022 07:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar
Ilustrasi Buka Puasa. [Foto: Shutterstock]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Setelah seharian menahan lapar dan dahaga, alangkah nikmat berbuka dengan yang segar, dingin dan manis. Lebih komplit lagi bila ditunaikan dengan anggota keluarga, rekan kerja, teman sekolah atau bersama sang tambatan hati.

Semangat menyambung persaudaraan sudah biasa dilakukan oleh umat Islam, apalagi di bulan Ramadhan, bulan yang menyandang penuh hikmah, bulan suci untuk bersilaturahmi.

Di bulan Ramadhan, momen silaturahmi selalu diisi dengan kebersamaan. Seperti saat melaksanakan salat tarawih, kajian subuh, kultum, buka puasa bersama dan sebagainya. Semuanya dirajut dalam ikatan silaturahmi.

Dalam istilah umum, kudapan ringan yang dimakan saat berbuka disebut dengan takjil. Takjil sudah menjadi tradisi populer yang mengandung nilai agamis di dalamnya. Karena tradisi takjil sering dibungkus dengan momen berbagi untuk sesama insan.

Tak ada kebahagiaan yang lebih mendalam di saat seseorang menerima takjil. Bagi sebagian orang, mencari takjil sudah menjadi “jalan ninjaku.” Mereka menghimpun kudapan yang dibagikan secara gratis dari orang-orang yang berbuat kebaikan selama Ramadhan.

Berdasarkan survei kecil-kecilan yang dirangkum reporter Dialeksis.com, sepuluh orang responden di Banda Aceh mengaku pernah mencari takjil. Saking veterannya mereka dalam mencari takjil, mereka rela singgah dari satu tempat ke tempat lain yang menyediakan takjil berbuka.

Bahkan upaya tersebut mereka lakukan sebagai langkah hemat. Apalagi bagi perantauan-perantauan yang saat ini masih menimba ilmu di perguruan tinggi Kota Banda Aceh. 

Sedikit dari sepuluh responden mengaku tidak mengeluarkan biaya banyak untuk mencari takjil. Mereka sering menjumpai takjil di musala dekat rumah, masjid, persimpangan jalan, atau di lampu merah. 

Bahkan, saking veterannya, ada juga yang membangun komplotan “pencari takjil.” Satu sama lain dari mereka sering berkabar mengenai titik-titik lokasi pembagian takjil secara gratis. Untuk mereka, berbagi titik lokasi takjil gratis sama halnya seperti menunaikan ibadah sosial. 

amun, semarak berburu takjil selama Ramadhan jarang dirasakan pekerja kantoran. Salah seorang kenalan mengaku sudah disiapkan kudapan takjil di meja kerja masing-masing. Setiap kali menjelang sirene buka puasa berbunyi, mereka tidak keluar lagi menjadi sosok petualang pencari takjil. Takjil sudah diletakkan di meja tinggal disantap saat berbuka.

Selain itu, buka bersama atau yang sering disingkat bukber merupakan tradisi lain di bulan Ramadhan. Tradisi ini menjadi sarana berkumpul kembali bersama kawan-kawan lama atau bersama keluarga besar. 

Hal yang menarik dari bukber ialah interaksi mutualisme yang terjadi di dalamnya. Orang yang terlibat hadir dalam kegiatan bukber biasanya memiliki kedekatan emosional.

Pada dasarnya, tradisi bukber bisa menjadi manifestasi Ukhuwah Islamiyah. Namun dengan sohornya dampak negatif dari tradisi tersebut menyebabkan bukber mengurangi nilai-nilai berkah bulan Ramadhan. Seperti meninggalkan salat magrib misalnya.

Sepuluh dari responden yang sudah berpartisipasi dalam survei kecil-kecilan kami kebanyakan mengaku malas mengikuti acara bukber. Penyebabnya dikarenakan karena acara bukber ribet dan merepotkan.

Kebanyakan dari mereka lebih memilih berbuka di rumah. Selain karena pilihan takjil yang bisa dipilih sesuka hati, berbuka di luar kadang juga dihadapkan pada makanan-makanan brutal. Hidangan yang disajikan kurang lezat dimakan, teh manisnya sudah berubah tawar karena es batunya sudah mencair.

Menurut responden, tak ada dampak yang berkesan dari acara bukber. Mereka berpendapat kalau tradisi bukber hanyalah sebatas buka puasa bersama. Pasca berbuka, berbincang sejenak, lalu pulang beraktivitas seperti biasa.

Berdasarkan pernyataan salah seorang sumber, kemungkinan penyebab tradisi bukber kurang membawa kesan disebabkan karena acara bukber selalu dilakukan dengan format yang sama.

Menurutnya, bukber bisa menjadi lebih berkesan apabila dipadukan dengan unsur-unsur positif semisal menyantuni anak yatim atau berbagi sesama. Sehingga, keterlibatan orang-orang di dalamnya bisa lebih mengena menjadi ingatan bahwa upaya kecil yang mereka lakukan mampu membawa berkah kepada orang-orang di sekeliling. [AKH]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda