Beranda / Kolom / Sosok Dibalik Kemenangan Muzakir Manaf

Sosok Dibalik Kemenangan Muzakir Manaf

Senin, 09 Desember 2024 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Mirza Ferdian
Ilustrasi sosok dibalik kesuksesan seseorang. [Foto: iStockphoto]

DIALEKSIS.COM | Kolom - Ada ungkapan klasik yang menyatakan bahwa dibalik kisah sukses seseorang selalu ada sosok yang berdedikasi penuh dibelakangnya. 

Ungkapan klasik itu juga nyata berlaku di suksesnya pasangan Muzakir Manaf - Fadhlullah meraih kemenangan di Pilkada Aceh 2024. 

Paska KIP Aceh menetapkan Mualem - Dek Fadh sebagai pemenang Pilkada 2024 dengan perolehan 1.492.846 suara bermunculan sosok-sosok yang menonjolkan perannya. 

Tidak salah. Ini relevan dengan yang pernah disampaikan John F. Kennedy bahwa “Victory has a thousand fathers, but defeat is an orphan - Kemenangan punya seribu ayah tapi kekalahan adalah yatim piatu.” 

Tapi, ini bukan tentang siapa orangnya melainkan bagaimana sosok ini berdedikasi penuh dalam kerja-kerja membuka jalan, membersihkan semak belukar yang jadi penghalang sehingga layak dilalui untuk mencapai stasiun kemenangan. 

Jika pada peringatan Milad GAM pada 4 Desember lalu ada kisah tentang seorang pemuda yang oleh serdadu Belanda digelar “vader’s zoon” atau “aneuk agam”berdedikasi hingga rela memilih syahid di Alue Bhot, Tangse pada 3 Desember 1911 maka di “pertempuran” politik Pilkada 2024 Aceh juga ada anak muda yang berdedikasi penuh bagi kerja memenangkan Mualem - Dek Fadh. 

Dan, anak muda itu bukan sekedar berkerja biasa seperti bertempur narasi di media sosial. Tidak! Saking “bahayanya” anak muda ini pernah dituduh secara terang sebagai pendukung Paslon 02. 

Itu karena anak muda ini memiliki jejaring layaknya laba-laba. Memiliki media, ormas, lembaga survei, perusahan investigasi, dan juga relawan diberbagai daerah. Tidak sebatas media itu saja tapi juga didukung media podcast. Melalui media yang dimiliki mengalir berita, ulasan, kajian, yang sangat berguna menjadi bahan pertimbangan bagi semua pihak. 

Itu artinya, anak muda ini punya kemampuan intelektual dengan analisis yang kuat sehingga wajar disegani oleh berbagai pihak. Bukan sebatas itu, tapi juga sosok eksekutor sehingga wajar selalu hadir disetiap rezim untuk mewarnai blantika politik lokal Aceh. 

Sang anak muda yang dikenal energik, tegas tapi humanis itu juga tidak segan-segan mengungkap sisi “bahaya” pihak lawan Mualem - Dek Fadh. Keberaniannya ini sesuatu yang tidak dimiliki oleh pendukung Mualem - Dek Fadh lainmya. 

Lebih dari itu, anak muda yang juga layak disebut “aneuk agam” politik ini juga memainkan peran penting dalam melobi berbagai pihak sehingga dari pikiran awal hendak menghadang, menjadi bagian sebagai pembuka jalan. 

Sudah jadi rahasia umum bahwa politik Aceh masih kerap dilihat dari sudut bahayanya, apalagi jika itu terkait sosok GAM. Atas dasar itu, kerap ada tindakan “tak tampak” untuk mencoba menghadang. Nah, anak muda ini dengan argumen yang kuat langsung berkomunikasi tanpa segan. 

Dan, ada hal yang cukup fenomenal dalam kerja politik. Jika orang lain akan berdedikasi jika didukung pembiayaan politik maka sosok anak muda ini justru melakukan semuanya tanpa biaya politik dari Paslon 02, bahkan saat dirinya bersama tim kerjanya turun ke berbagai daerah. 

“Misi kita memastikan Mualem - Dek Fadh terpilih, dengan cara ini kita sudah menyelamatkan Aceh dari tangan-tangan mafia pembangunan,” katanya kepada tim kerja dalam suatu perjalanan yang melelahkan, usai menunaikan shalat di mesjid dalam perjalanan pulang ke Banda Aceh. 

Dan, usai KIP Aceh menyatakan bahwa Mualem - Dek Fadh keluar sebagai pemenang, peneliti di sebuah survei itu memeriksa kembali file hasil survei yang pernah ada. “Alhamdulillah,” ungkapnya seraya memandang ke arah langit. 

Di balik ungkapan syukur kepada Ilahi Rabbi itu jelas terkandung makna “mission complete” bukan klaim semata atau nembak di atas kuda ataupun lhap darah, tapi dibuktikan dengan aksi nyata yang terbukti. Ditutup dengan seuntai senyum manis tanda segenap dedikasinya berbuah manis. [**]

Penulis: Mirza Ferdian (Warga Banda Aceh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI