Alunan Doa Dalam Air Mata Untukmu Palestina
Font: Ukuran: - +
Reporter : Bahtiar Gayo
Nasi yang kusuap ke dalam mulut terasa hambar, indra pengecapanku terasa kelu. Tanpa terasa ada butiran hangat yang keluar dari kelopak penglihatanku.
Tanpa sadar tetesanya masuk dalam nasi yang akan ku suap. Hatiku bercampur aduk, ada doa di dalamnya. Ada harapan dan permintaan.
Semoga nasi yang kusuapi ini bukan hanya menjadi darah yang baik, namun kekuatanya Engkau kirimkan ya Rabbi kepada saudara saudaraku di Palestina.
Apa yang ku makan, kirimkanlah energinya untuk mereka ya Rabbi. Air mataku menjadi saksi, kita bersaudara sahabatku walau belum pernah bertemu, hati kita sudah disatukan dalam ikatan.
Ada linangan air mata, ketika pagi ini kusuapi nasi ke indra pengecapanku. Daku berusaha membendungnya, tapi sangat sulit. Air hangat itu tetap mengalir.
Daku masih dapat menikmati suapan nasi dengan tenang. Sementara saudaraku di sana, hidup dan matinya setipis kulit bawang. Hidup diantara mesiu dan kobaran api, diantara dentuman dan amukan mesin pembunuh.
Doa kami dari Aceh untukmu wahai saudaraku yang sedang berjuang diantara bayang-bayang maut. Kami disini masih menikmati kedamaian, dapat beribadah dengan tenang. Sementara kalian di sana harapan hidup sangat tipis.
Kami di Aceh ini bukan hanya melantunkan doa buat kalian yang ingin mengembalikan tanah leluhur. Mengembalikan kejayaan Palestina seperti pada masa kepimpinan Nabi Sulaiman.
Saya kembali membuka lembaran sejarah Palestina pada masa kolonial. Setelah Kekhalifahan Utsmaniyah jatuh, Palestina menjadi jajahan Inggris. Inggris menduduki selatan Palestina dan bagian tengahnya pada Desember 1917.
Pada 2 November 1917, Deklarasi Balfour terjadi dengan menandatangani perjanjian penyerahan Palestina kepada Zionis, padahal saat itu Palestina belum menjadi jajahan Inggris. Perjanjian Balfour dilaksanakan, tercatat sebesar 56.000 Yahudi menatap di Palestina, yang termasuk 8 persen dari penduduk Palestina.
Pada September 1918, Inggris menjajah Palestina bagian utara. Pada 1939-1945, eksodus Yahudi ke Palestina tidak bisa dilepaskan dari tragedi Holokaus yang didengungkan Eropa. Holokaus muncul karena perbuatan Nazi pada Perang Dunia II.
Pada tahun 1946, Transyordania memperoleh kemerdekaan dari Mandat Britania atas Palestina. Pada tanggal 14 Mei 1948, Yahudi mendeklarasikan negara Israel.
Pada tahun 1948, terjadi Perang Arab-Israel. Selama perang, Israel memperoleh wilayah tambahan karena menang perang. Mesir memperoleh kendali atas Jalur Gaza dan Transyordania mendapatkan kontrol atas Tepi Barat.
Perjuangan kalian sangat panjang saudaraku untuk merebut kembali tanah leluhur, tanah yang pernah jaya pada masa kerajaan Nabi Sulaiman.
Kami dari Aceh mengikuti perkembangan kobaran api, percikan darah dan deru mesiu di tanah leluhurmu saudaraku. Ada alunan doa dalam air mata buatmu, kami akan membantumu. Semoga engkau mendapatkan kembali tanah leluhurmu.
Ku seka pipiku yang mengalir air hangat dari indra penglihatan, air yang menjadi saksi doa doa tulus untukmu saudaraku……
catatan; Bahtiar Gayo/ Pimred Dialeksis.com