Beranda / Kolom / Adakah Efek Dukungan Anies Baswedan di Pilkada Banda Aceh?

Adakah Efek Dukungan Anies Baswedan di Pilkada Banda Aceh?

Senin, 04 November 2024 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Aryos Nivada

Aryos Nivada Pendiri Jaringan Survei Inisiatif dan Pendiri Lingkar Sindikasi Grub


DIALEKSIS.COM | Kolom - Ada kabar dari Teuku Irwan Djohan. Anies Baswedan disebutnya akan datang ke Banda Aceh. Tokoh perubahan itu dikabarkan akan jadi juru kampanye Paslon 04. Apakah ini kabar baik, atau sebaliknya?!

Anies Baswedan jelas bukan sosok sembarangan. Jejaknya bukan hanya dikenal sebagai cendikiawan politik tapi juga politisi cendikiawan. Dengan jejak ini, jadilah Anies sebagai sosok politisi yang datang dengan gagasan, yaitu perubahan. 

Bagi Aceh, Anies punya tempat. Buktinya, menang Pilpres 2024. Ada 2.3 juta suara lebih yang memilih sosok yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar. 

Sementara Prabowo yang dahulu selalu menang di Aceh, pada Pilpres 2024 hanya mendapat suara 700 ribu lebih suara. Jadi, sangat telak menggeser “cinta” rakyat Aceh dari Prabowo ke Anies Baswedan. 

Di Banda Aceh, Anies juga menang banyak dari Prabowo. Bahkan hingga empat kali lipat. Anies mendapat 109.673 suara sedangkan Prabowo - Gibran hanya 23.609 suara.  

Apakah Teuku Irwan Djohan yang berpasangan dengan Khairul Amal akan mendapat efek ekor jas dari ketokohan Anies Baswedan? 

Dalam psikologi politik, efek ekor jas dapat dimaknai sebagai pengaruh figur atau tokoh dalam meningkatkan perolehan suara di pemilu. Figur atau tokoh tersebut bisa berasal dari calon presiden ataupun calon wakil presiden yang diusung. 

Contoh efek ekor jas adalah kenaikan suara yang diperoleh oleh partai-partai yang mengusung Anies itu sendiri. Di Aceh, perolehan kursi NasDem dan PKB misalnya bisa dilihat sebagai efek ekos jas. Tentu saja tidak selalu mutlak sifatnya. 

Bagaimana dengan Teuku Irwan Djohan? Apakah kesediaan Anies untuk mempromosikan Paslon 04 akan memberi pengaruh yang berujung kepada kemenangan Irwan Djohan - Khairul Amal? 

Publik Banda Aceh dengan sendirinya akan memeriksa politik gagasan yang ditawarkan oleh Irwan Djohan. Apakah cukup untuk disebut bahwa Paslon 04 sama seperti Anies yang menawarkan jalan perubahan? Atau, sekedar meminjam jargon perubahan. 

Warga Banda Aceh juga akan memperhatikan dengan seksama gaya komunikasi dan interaksi Paslon 04 khususnya Irwan Djohan, apakah ada kesamaan dengan model komunikasi Anies Baswedan yang senantiasa mengandung “isi”. Orang Aceh bilang “aso tok.” 

Bila dua hal itu saja ada maka warga Banda Aceh yang pada Pilpres 2024 memberi suara kepada Anies Baswedan dengan senang hati juga akan memberi suara kepada Paslon 04. 

Namun, di politik Indonesia ada satu kecenderungan yang kadang-kadang buat “ndak enak,” yaitu suka mengikuti kecenderungan pada pihak yang menang. Dengan kata lain, kuatnya politik pragmatis. 

Itu artinya, bila warga Banda Aceh tidak berpijak pada politik ideologi, maka nilai pengaruh dukungan Anies kepada Irwan Djohan - Khairul Amal tidak cukup signifikan untuk meraih kemenangan. 

Sebaliknya, justru Anies Baswedanlah yang diuntungkan dengan undangan Paslon 04. Dengan pesona politiknya, beliau memiliki kesempatan di luar jadwal kampanye untuk mengajak berbagai kalangan bergabung di Partai Perubahan Indonesia. []

Penulis: Pendiri Jaringan Survei Inisiatif dan Pendiri Lingkar Sindikasi Grub

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI